Cerita Pasangan Nikah Massal di Malam Pergantian Tahun

Minggu, 31 Desember 2017 | 17:39 WIB
Cerita Pasangan Nikah Massal di Malam Pergantian Tahun
Pasangan nikah massal Pemprov DKI Jakarta, Minggu (31/12/2017). [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 421 pasangan pengantin akan meramaikan gelaran nikah massal yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta di malam pergantian tahun, nanti malam di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (31/12/2017).

Di antara 421 pasangan itu, adalah Nurdin Basuni (58) dan Sri Mulyana (50) menjadi pasangan tergolong fenomenal dalam program nikah massal ini. Pasangan yang sudah membangun rumah tangga sejak Tahun 1992 ini, baru berkesempatan mengesahkan pernikahannya secara hukum negara.

"Ini baru nikah pertama kali. Sudah dua kali ditawari ikut nikah massal begini, ini ketiga kali saya baru mau ini. Pernah ditawarin sama RT," kata Nurdin ditemui saat didandani di Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/12/2017).

Dia mengaku dibujuk oleh anak-anaknya untuk ikut program nikah massal. Alasannya, karena selama ini selalu terkendala pengurusan surat-surat administrasi lantaran pernikahannya baru berdasarkan hukum agama, yakni nikah sirih.

Baca Juga: Nikah Massal di Malam Tahun Baru, Antam Sumbang 490 Keping Emas

"Ya kan nggak bisa urus surat nikah. Anak-anak mau bikin akte kelahiran juga susahkan. Jadi ya, ya sudahlah, biar lebih mudah kedepannya," ujar Nurdin.

Dirinya berkisah pertemuan pertama dengan istrinya Sri. Di tahun 1992, kedua orangtua Sri meminta mereka segera melangsungkan pernikahan. Saat itu, Nurdin belum ada persiapan secara finansial.

"Ya sudah nikah sirih aja dulu. Nikah sirih kebablasan sampai 25 tahun dari tahun 1992. Sampai kita punya 6 anak," tutur Nurdin.

Selama ini, dia bekerja sebagai buruh serabutan. Penghasilannya tergantung dari belas kasih orang yang memintanya mengerjakan apa saja yang ia bisa.

"Kerja saya mah serabutan. Apa orang suruh saja. Kadang ada, ya kadang juga kosong. Kebanyakan kosongnya. Penghasilan mah, ya sekarang lumayan ada anak dua yang kerja," katanya.

Baca Juga: Sandiaga Sediakan Mahar Emas untuk Nikah Massal, Tapi Digital

Tak banyak yang dia harapkan dari pernikahan yang difasilitasi Pemprov DKI Jakarta. Mendapat pengakuan dari negara, baginya sudah cukup.

"Ya apa yang diharapkan. Asal nikah aja lah. Biar mudah ke depan. Tentu kita juga berharap pernikahan ini berkah ya. Katanya juga nanti dikasi maskawin 1 gram emas sama apa, seperangkat alat sholat. Syukurlah," kata Nurdin.

Pasangan Asep dan Isyi

Berbeda dengan pasangan Nurdin dan Sri. Pasangan Asep Septiansyah dan Isyi Widi Anggraini Putri adalah pasangan yang masih muda. Asep berusia 23 tahun, sedangkan Isyi baru berusia 19 tahun.

Asep merupakan warga Menteng Jaya. Sedangkan calon istrinya, Isyi merupakan warga Matraman. Muda-mudi ini mengaku sudah menjalin hubungan pacaran selama tiga tahun.

Pasangan nikah massal Pemprov DKI Jakarta, Minggu (31/12/2017). [Suara.com/Dian Rosmala]

Foto: Pasangan nikah massal Pemprov DKI Jakarta. [Suara.com/Dian Rosmala]

"Kita pacaran sudah lama. Sudah 3 tahun. Saya lulusan SMP, dia juga lulusan SMP," kata Asep.

Asep mengaku sudah lama punya keinginan menikahi Isyi. Namun, ia terkendala biaya. Meskipun nikah secara sederhana di Kelurahan tak butuh biaya besar, tapi ia merasa malu jika menikah sendiri tapi tak membawa apa-apa untuk keluarga mempelainya.

"Namanya nggak punya biaya, ya ikut program ini saja. Ini kesempatan. Ya mau nikah sendiri malu juga kalau nggak punya apa-apaan. Untunglah ada program kayak gini. Gratis, Dapat maskawin juga," kata Asep.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI