Suara.com - Drama demi drama mengiringi perjalanan kompetisi MotoGP 2017. Sangat sulit memprediksi siapa yang bakal menjadi juara dunia di ajang ‘kuda besi’ paling termahsyur di kolong langit ini.
Semula, publik menjagokan Maverick Vinales. Namun, lambat laun performa pebalap berusia 22 tahun ini melempem, lantaran persoalan teknis pada motornya.
Persaingan memperebutkan mahkota juara dunia pun mengerucut ke dua nama, yakni Marc Marquez dan Andrea Dovizioso. Keduanya bersaing ketat hingga seri terakhir di Valencia, sebelum akhirnya Marquez keluar sebagai juara dunia.
Meski kalah bersaing dengan Marquez, namun performa Dovizioso bisa dibilang paling mengejutkan.
Baca Juga: Momen Olahraga Indonesia Non Sepakbola Bikin 'Geger' di 2017
Berikut rangkuman performa pebalap MotoGP yang paling mengejutkan dan mengecewakan di 2017:
1. Andrea Dovizioso
Tak ada yang menyangka jika pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, mampu bersaing dalam perebutan juara dunia MotoGP 2017.
Terlebih bila melihat rekam jejak motor Ducati yang kalah bersaing dengan dua pabrikan Jepang, Yamaha dan Honda, dalam 10 musim terakhir.
Terakhir kali Ducati berjaya di kancah MotoGP, yakni musim 2007. Kala itu, mereka keluar sebagai juara pabrikan, dan pebalapnya, Casey Stoner, jadi juara dunia.
Baca Juga: Kevin/Marcus, Atlet Indonesia Paling Bersinar di 2017
Di tahun ini, Dovizioso jadi salah satu penantang terkuat bagi juara bertahan Marc Marquez (Repsol Honda) untuk merebut titel juara dunia. Tercatat, pebalap Italia itu memenangi enam balapan.
Namun, Dovizioso akhirnya harus merelakan gelar juara dunia tetap berada digenggaman Marquez dengan terpaut 27 poin.
2. Maverick Vinales
Maverick Vinales langsung tampil menggebrak di musim perdananya bersama Movistar Yamaha. Dia memenangi tiga dari lima seri awal; GP Qatar (26 Maret), Argentina (9 April), dan Prancis (21 Mei).
Pebalap muda Spanyol ini direkrut untuk menggantikan Jorge Lorenzo yang pindah ke Ducati. Di awal-awal musim dia pun menjadi salah satu favorit juara dunia MotoGP.
Sayang, performanya tidak didukung dengan paket yang kompetitif dari motor YZR-M1 2017 yang jadi andalan Yamaha di 2017.
Permasalahan degradasi ban yang tak kunjung ditemukan solusinya jadi penyebab menurunnya prestasi Vinales, terutama di paruh kedua musim.
Hasilnya, dia pun hanya menempati peringkat ketiga klasemen akhir di bawah Marquez dan Dovizioso.
Namun, masih lebih baik dari rekan setimnya, Valentino Rossi, yang hanya menempati peringkat kelima.
3. Johann Zarco
Gaya Johann Zarco yang agresif dalam mengendarai motor, membuat sejumlah pebalap papan atas MotoGP mengkritiknya. Namun, ibarat pepatah "Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu", dia tidak memedulikan ‘nyinyiran’ tersebut.
Zarco tetap pada gayanya dan memperlihatkan jati diri sebagai pebalap bermental juara.
Meski hanya tergabung di tim satelit Yamaha—Monster Yamaha Tech 3—namun Zarco mampu mencatatkan diri dengan torehan tiga kali podium; GP Prancis (podium 2), Malaysia (podium 3), dan Valencia (podium 2).
Tidak hanya itu, Zarco pun tercatat sebagai satu-satunya pebalap di luar Spanyol yang meraih pole position sepanjang pagelaran MotoGP 2017.
Pebalap asal Prancis ini dua kali mencatatkan pole, yakni di GP Belanda dan Jepang.
Selebihnya, pole position didominasi para pebalap asal Spanyol, antara lain Marquez (8 kali), Vinales (5 kali), dan Dani Pedrosa (3 kali).
Atas prestasinya yang mengejutkan itu, di akhir musim Zarco pun dinobatkan sebagai Rookie of The Year 2017.
4. Valentino Rossi
Bisa dibilang tahun 2017 jadi prestasi terburuk bagi Valentino Rossi sekembalinya dia ke Yamaha. Di tahun 2017 dia hanya menempati urutan kelima klasemen akhir.
Posisi ini satu tingkat lebih buruk dibanding saat pertama kali Rossi kembali ke Yamaha di tahun 2013, setelah dua musim memperkuat Ducati—tahun 2011 dan 2012—dengan menempati urutan keempat.
Pada tiga musim berturut-turut dari 2014 hingga 2016, Rossi selalu mencatatkan diri sebagai runner-up klasemen akhir.
Permasalahan motor dan cederalah yang membuat penampilan The Doctor—julukan Rossi—mengecewakan pada kompetisi MotoGP 2017.
Cedera patah kaki yang menimpanya pada akhir Agustus lalu, saat latihan motocross, membuatnya harus melewatkan satu seri di GP San Marino.
Setelah itu, dia memang bisa kembali ke lintasan balap. Namun, kondisinya tidaklah 100 persen bugar.
Total, Rossi meraih 208 poin dari17 seri yang diikutinya, dengan rincian satu kali juara dan lima kali naik podium.
5. Jorge Lorenzo
Diantara para pebalap top MotoGP, musim 2017 menjadi yang paling kelabu bagi Jorge Lorenzo. Keputusannya hijrah ke Ducati tidak serta-merta langsung memberikan hasil maksimal.
Juara dunia tiga kali kelas MotoGP ini kesulitan beradaptasi dengan karakter motor Ducati yang berbeda 180 derajat dengan motor Yamaha yang sembilan musim ditungganginya (2008-2016).
Akibatnya, Lorenzo mengalami lonjakan penurunan prestasi yang drastis sepanjang kariernya di kelas MotoGP yang dimulai pada tahun 2008.
Bahkan, dia kalah bersaing dengan pebalap rookie Yamaha, Johann Zarco, di klasemen akhir. Lorenzo menempati peringkat ketujuh, tepat di bawah Zarco.
Prestasi terbaiknya sepanjang 2017 adalah dua kali meraih podium ketiga—GP Spanyol dan Aragon—dan runner-up GP Malaysia.