Seperti ditulis Antara, Minggu (31/12/2017), tiga partai politik, yakni Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih sebatas penyampaian lisan mengusung Khofifah-Emil, belum disertai surat rekomendasi tertulis.
Begitu juga Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyampaikan secara lisan mendukung pasangan Gus Ipul-Mas Anas di Pilkada mendatang.
Berbeda dengan dua partai politik penghuni parlemen DPRD Jatim, yaitu Partai Amanat Nasional dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memilih belum memutuskan memberikan dukungan, bahkan mengusung pasangan calon sendiri.
Persaingan Gus Ipul-Khofifah sudah diprediksi sejak beberapa waktu lalu atau sejak isu Pilkada mulai ramai dibicarakan. Nama Gus Ipul hampir dipastikan maju, sedangkan Khofifah simpang siur karena menunggu keputusan matang.
Baca Juga: Kehadiran Presiden Jokowi Diharap Kuatkan Citra Wisata Malioboro
Akhirnya, Gus Ipul pada 15 Oktober 2017 secara resmi diumumkan oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan berpasangan dengan Abdullah Azwar Anas.
Pada pengumuman yang digelar di Kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro Jakarta Pusat tersebut, Megawati membeberkan alasan memilih pasangan Gus Ipul-Mas Anas, yaitu bukan didasarkan pertimbangan suka atau tidak suka, namun melalui mekanisme terukur.
Megawati mengakui keduanya telah memiliki karakter yang sesuai dengan kepemimpinan PDIP, salah satunya mampu mengayomi rakyatnya.
"Kami tidak cari pemimpin sempurna, tapi pemimpin yang mumpuni," kata Megawati di podium di sela pengumuman.
Keduanya juga disebut belum terindikasi korupsi, memiliki karakter pemimpin yang bervisi jelas ke depan, serta berpengalaman cukup karena pernah menjadi pemimpin di daerah masing-masing.
Baca Juga: Cerita Pasangan Nikah Massal di Malam Pergantian Tahun
Selepas pengumuman di DPP PKB, pimpinan partai dan kedua kandidat langsung menuju kantor DPP PKB di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.