Lisa mengungkapkan cara kerja militer Israel untuk menghadapi aksi tersebut, yang ia saksikan selama bertahun-tahun.
"Sekitar tengah hari, kendaraan militer memasuki desa dan parkir di bagian bawah jalannya. Pasukan bersenjata berat dan memakai perlengkapan tempur, turun dari kendaraan, memuat senjata mereka, dan menunggu. Terkadang mereka mulai menembak begitu demonstrasi dimulai, dan terkadang mereka menunggu remaja melempar batu ke arah mereka sebelum melepaskan tembakan. Begitulah," terangnya.
Dalam insiden terbaru, terus Lisa, terdapat insiden yang disaksikannya sendiri, yakni seorang tentara Israel membuka pintu belakang mobil jipnya yang berlapis baja saat sedang dalam perjalanan keluar dari desa Nabi Saleh.
Setelah membuka pintu jipnya, Lisa menyaksikan tentara tersebut menembakkan tabung gas air mata langsung ke wajah sepupu Ahed yang berusia 21 tahun, yakni Mustafa. Pemuda itu tewas, tapi tak ada yang pernah mengecam insiden tersebut. Tak pula ada yang diadili akibat peristiwa itu.
Baca Juga: Israel: Serangan Roket dari Gaza Didalangi Iran
Suatu ketika, kata Lisa menuturkan peristiwa lain, ia pernah berdiri di atap sebuah rumah bersama tiga gadis yang tinggal di sana. Mereka menyaksikan aksi warga dari jarak jauh. Mendadak, ada satu prajurit Israel menyeruak ke arah mereka dan melepaskan tembakan gas air mata.
Prajurit itu juga menembakkan sejumlah tabung gas air mata ke jendela ruang keluarga rumah tersebut. Salah satu gadis yang bersamanya mengatakan kepada Lisa, "Orang tuaku sudah tak lagi mau mengganti kaca yang pecah akibat tembakan Israel, karena harganya mahal."
Lain waktu, sambung Lisa, ia juga menyaksikan para tentara sengaja menembak sebuah rumah kecil memakai gas air mata sampai para penghuninya batuk-batuk dan memuntahkan lendir dan terpaksa keluar. Padahal, penghuni rumah itu adalah dua perempuan tua yang sudah membungkuk dan satu perempuan muda berusia 20-an.
"Itu hanya beberapa hal yang saya lihat di Nabi Saleh," tukasnya.
"Pernah, aku melihat sendiri seorang tentara Israel mencengkeram bocah Palestina yang menangis histeris dan melemparnya ke mobil. Ia lantas mendorong ibu yang hendak merebut anak itu," terangnya.
Baca Juga: Umumkan Tanggal Sidak, Sandiaga Ditertawakan Warganet
Namun, Lisa mengakui, pandangan politiknya sebagai seorang Yahudi dan jurnalis benar-benar berubah setelah melihat sendiri perjuangan keluarga Tamimi di Nabi Saleh.