Suara.com - "Setiap narasi besar mengenai berbagai peristiwa penting, termasuk yang banyak diberitakan media massa, selalu didominasi oleh kekuasaan", diktum itulah yang ingin ditunjukkan oleh Lisa Goldman, seorang jurnalis Israel.
Lisa menuturkan pengalamannya melakukan tugas jurnalistik di Nabi Saleh, sebuah desa di Tepi Barat Palestina, yang menjadi wilayah pendudukan pemerintahnya.
Dalam beberapa dekade terakhir melakukan reportase di daerah tersebut, Lisa menyaksikan brutalitas tentara Israel terhadap warga Palestina. Namun, banyak media massa tak memberitakan hal yang sebenarnya terjadi di sana.
Baca Juga: Israel: Serangan Roket dari Gaza Didalangi Iran
Represifitas tentara yang seringkali tak terberitakan itulah, yang membuat jurnalis pemenang penghargaan jurnalisme di wilayah Timur Tengah itu melepas ideologi politik Zionisme. Ideologi penjajahan rasialis yang dulu pernah ia erat-erat peluk.
"Saat mulai pergi ke Nabi Saleh, aku telah menghabiskan sekitar empat tahun untuk melaporkan apa yang kulihat di Gaza dan Tepi Barat. Pandangan politikku semakin bergerak ke kiri, sebagai konsekuensi dari apa yang kulihat. Di sana, aku kehilangan sisa-sisa terakhir dari apa yang kusebut sebagai nostalgia terhadap ide negara bangsa Yahudi, pandangan Zionisme aku sendiri," tulisnya di +972 Magazine, Minggu (24/12) pekan lalu.
Dalam artikel berjudul "Nabi Saleh is where I Lost my Zionism" di majalah digital yang didirikannya di Tel Aviv itu, Lisa menuturkan terdapat bias dalam pemberitaan sehingga kebanyakan warga Israel mendukung zionisme.
Lisa mencontohkan video viral yang merekam Ahed Tamimi, bocah perempuan berusia 16 tahun di Nabi Saleh tengah menampar tentara Israel pada Jumat (22/12). Video yang menyebabkan Ahed ditangkap dan hingga kekinian berada di dalam penjara Israel karena dianggap teroris.
Baca Juga: Umumkan Tanggal Sidak, Sandiaga Ditertawakan Warganet
"Bagi warga Israel, video itu menunjukkan tentara mereka diprovokasi oleh Ahed. Tapi bagi mayoritas orang, video itu menunjukkan seorang gadis kecil tak bersenjata tengah melindungi desa dan keluarganya," tuturnya.