Mengapa Barat Memuji Malala Tapi Mengabaikan Ahed?

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 31 Desember 2017 | 10:04 WIB
Mengapa Barat Memuji Malala Tapi Mengabaikan Ahed?
Ahed Tamimi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tak hanya itu, Shenila menegaskan, Ahed dianggap kaum feminis, pemantau HAM, politikus, maupun negarawan Barat tak cocok dengan stereotipe ”perempuan pemberani” versi mereka.

“Ahed, perempuan yang melawan kolonialisme dan memunyai visi atas rakyatnya, bukan tipologi pemberdayaan perempuan yang ingin dilihat Barat. Ahed mencari keadilan melalui cara melawan penjajah, bukan pemberdayaan yang hanya untuk dirinya sendiri,” nilainya.

“Feminisme Ahed bersifat politis. Kekuatan dia sebagai perempuan untuk menyingkap paras buruk kolonialisme. Karenanya, ia dianggap ’berbahaya’. Keberanian dan tekatnya untuk tak gentar justru meretas semua ketidakberesan penjajah,” tuturnya.

Shenila lantas mendesak agar aktivis maupun lembaga-lembaga pemberdayaan perempuan di Barat melakukan otokritik dan mengubah paradigma mengenai perjuangan perempuan terhadap penindasan.

Ia mengutip pernyataan revolusioner sekaligus presiden pertama Afrika Selatan Neslon Mandela untuk menutup kritiknya: ”Semua tahu pasti bahwa kebebasan kita tak akan pernah lengkap tanpa kebebasan Palestina.” 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI