ISIS Klaim Berada di Balik Ledakan Supermarket di Rusia

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Sabtu, 30 Desember 2017 | 06:54 WIB
ISIS Klaim Berada di Balik Ledakan Supermarket di Rusia
Petugas kepolisian dan pemadam kebakaran Rusia berjaga di lokasi ledakan supermarket Perekrostok di St. Petersburg, Rusia, Rabu (27/12/2017). [AFP/Olga Matseva]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan besar di sebuah supermarket yang sibuk di St. Petersburg, Rusia, Rabu (27/12/2017) lalu pukul 18.30 waktu setempat atau sekitar pukul 22.30 WIB.

Ledakan itu tidak sampai merenggut nyawa. Hanya 10 orang yang dilaporkan mengalami luka-luka.

Pihak berwenang setempat mengatakan, sebuah bom yang penuh dengan pecahan peluru diledakkan di ruang penyimpanan yang dianggap ditujukan untuk membunuh.

Pengunjung panik berhamburan menyelamatkan diri dari supermarket Perekrestok, dan sejumlah ambulans langsung membawa korban luka ke rumah sakit terdekat.

Baca Juga: Irak Kutuk Serangan Teror di Gereja Mesir

ISIS mengklaim berada di balik serangan tersebut. Namun, tidak menyertakan bukti yang mendukung klaim tersebut.

Kantor berita Amaq, media propaganda ISIS, dikutip dari Mirror, Sabtu (30/12/2017), mengatakan anggotanya menggunakan perangkat buatan sendiri untuk menyebabkan ledakan tersebut.

"Menurut penilaian awal ahli bahan peledak, sebuah alat peledak improvisasi, setara dnegan 200 gram TNT, meledak di St. Petersburg," demikian pernyataan dari Komite Investigasi Rusia, Rabu lalu.

"Perangkat tersebut penuh dengan proyektil peluru," sambungnya.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas menginstruksikan kepada aparat kepolisian Rusia untuk menembak mati tersangka teroris jika dinilai mengancam kehidupan dan kesehatan.

Baca Juga: ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan Gereja Koptik

"Saya telah menginstruksikan direktur Dinas Keamanan Federal untuk bertindak dalam kerangka hukum terkait penahanan (tersangka teroris)," katanya.

"Tapi, jika ada ancaman bagi kehidupan dan kesehatan petugas polisi, petugas harus bertindak tegas, tidak membawa tahanan, membunuh teroris di tempat," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI