Penataan PKL Tanah Abang, Ada yang Pro dan Kontra, Ini Alasannya

Jum'at, 29 Desember 2017 | 21:13 WIB
Penataan PKL Tanah Abang, Ada yang Pro dan Kontra, Ini Alasannya
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) menempati tenda untuk berdagang di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/12).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penataan pedagang kaki lima di Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menuai pro dan kontra bagi warga sekitarnya.

Warga yang kontra merasa dirugikan karena jalan mereka tertutup pedagang kaki lima yang dibolehkan jualan di Jalan Jati Baru Raya. Tetapi, yang pro berharap kebijakan ini didukung karena semenjak sekarang, kawasan sekitar Tanah Abang jadi rapi.

Warga Jati Baru di RW 1, Okta, menilai penataan PKL berdampak positif. Mengurangi kesemrawutan pasar. Meningkatkan pendapatan PKL.

Pria berusia 34 tahun itu mengatakan sebagian warga Jati Baru menjadi pedagang. Orangtua Okta berdagang sepatu sejak 15 tahun yang lalu.

“Biarkan saja mereka berdagang. Mereka hanya mencari makan. Ada yang menjual mineral hingga baju muslim. Kan nggak apa-apa daripada mereka menjual narkoba?” ujarnya.

Okta merupakan karyawan perusahaan swasta yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Ia tidak dirugikan oleh penutupan Jalan Jati Baru Raya.

Warga bernama Rahmah senada dengan Okta.

Okta bilang daerah ini dulu banyak kasus kejahatan. Gara-garanya warga banyak yang tak punya pekerjaan. Belakangan, angka kriminalitas menurun. Itu karena banyak warga punya mata pencaharian menjadi pedagang.

“Jangan terlalu banyak komentar, bahkan menentang. Apa yang menentang itu sanggup memberi makan banyak orang yang penghasilannya dari berdagang?” ujarnya.

Menurut Okta sebagian besar warga Jati Baru tidak menolak kebijakan pemerintah membolehkan PKL jualan di Jalan Jati Baru Raya. Okta bilang kalau ada yang menolak kemungkinan besar karena mereka tidak mendapatkan tempat berdagang.

Sebelumnya warga sekitar sini sudah mendapat pengumuman yang disiarkan melalui masjid. Siapa saja warga tiap RT yang ingin berdagang di bawah tenda Jalan Jati Baru Raya, mereka bisa mengambil kupon di kantor kecamatan.

Meskipun ada syaratnya, syaratnya tidak sulit. Hanya mengumpulkan data diri, seperti fotokopi dan kartu keluarga. Dengan itu, mereka bisa mendapatkan satu petak lahan yang sudah diberi tenda.

Pengunjung Pasar Tanah Abang bernama Dewi (31) merasakan kawasan ini sekarang menjadi lebih nyaman.

Ketika ditemui Suara.com, Dewi berbelanja ditemani suami dan anak. Dia menjelaskan dulu saat berbelanja, turun dari stasiun langsung terasa sumpek. Banyak angkutan kota berhenti secara sembarangan untuk mengangkut penumpang. Ia mengaku untuk berjalan saja sulit. Angkot-angkot juga berisik karena terus mengklakson.

“Saya sebulan bisa satu sampai dua kemari untuk berbelanja. Karena saya juga berdagang kerudung keliling di Bekasi Barat. Menurut saya perubahannya jadi sedikit lebih baik. Nyaman gitu. Tidak ada masalah. Saya suka,” ujarnya.

Sementara itu, beberapa warga Jati Baru yang ditemui menanyakan kemana warga yang dirugikan bisa menyampaikan keluhan.

“Jika Sandiaga benar-benar akan memberi ruang untuk mendengar keluh kesan atau mungkin saran dari kami, kemana kami harus menyampaikannya?” kata warga bernama Adri.

Menurut Drian tidak sedikit warga yang merasa mobilitasnya terhambat sejak jalan itu dibolehkan untuk PKL. Sebagian pemilik toko, katanya, dirugikan karena menjadi lebih sepi pengunjung.

Senada dengan Drian, warga bernama Dika juga bingung hendak mengeluhkan masalah kemana.

Dika memuji Basuki Tjahaja Purnama yang memberikan nomor telepon kepada warga agar mudah melapor.

“Saya justru ingin sekali memberi tanggapan. Jika memang benar Sandi membuka ruang untuk saran dan masukan dari kami itu bagus sekali. Jika pemerintah sebelumnya dengan sengaja mencantumkan kontak telpon pribadinya, begitu pula sebaiknya dengan Sandi,” kata dia.

Ia menunggu kapan Sandiaga memberi waktu untuk dapat membahas dampak keberadaan PKL di Jati Baru Raya bersama warga.

Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengatakan penataan ini diharapkan menjadi solusi terbaik untuk PKL dan masyarakat yang beraktivitas di kawasan Tanah Abang.

"Kita ingin kawasan Tanah Abang tertib, aman dan nyaman," kata dia.

Program jangka panjang penataan kawasan Tanah Abang akan dilakukan dengan menerapkan konsep transit oriented development. Sebagai bagian pelaksanaan konsep ini akan dilakukan dengan memperpanjang rute light rail transit, dari Dukuh Atas hingga ke Tanah Abang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI