Cerita Tiga Cabe-cabean Ikut Gabung Geng Motor Jepang

Jum'at, 29 Desember 2017 | 12:10 WIB
Cerita Tiga Cabe-cabean Ikut Gabung Geng Motor Jepang
Tiga perempuan anggota geng motor yang ikut menjarah toko pakaian di Depok, Jawa Barat. Ketiga perempuan itu berinisial Y, AB, dan BA. [Suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terungkap sudah aksi kejahatan geng motor Jepang (Jembatan Mampang) yang berafiliasi dengan geng motor RBR (Rawamaya Beji Rasta) ketika menjarah pakaian di toko Fernando Store, Sukmajaya, Depok, Minggu (24/12/2017), dini hari.

Kedua pimpinan geng sudah dibekuk. Pimpinan geng motor Jepang berinisial H (18). Ketua geng RBR bernama Mutias Prasetya alias Bogel (18). Dua belas anggota mereka juga sudah diamankan dan dijadikan tersangka. Tapi, masih ada beberapa orang lagi tengah diburu polisi, di antaranya D dan A. Dua orang ini punya peran penting.

Geng ini sudah masuk radar polisi sejak lama. Keberadaan mereka dianggap sangat meresahkan warga Depok.

Di antara anggota geng yang sudah diamankan, tiga di antaranya masih dara yang dikenal sebagai cabe-cabean. Inisialnya Y, BA, dan AB.

Menurut cerita Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kota Depok Ajun Komisaris Sutrisno awal mula gabung ke dalam geng Jepang, ketiga cabe-cabean itu ikut-ikutan nongkrong bareng.

Biasanya, mereka nongkrong bareng para pemuda di kontrakan yang terletak di Jalan Pitara Raya, Kelurahan Pancoran Mas, Depok. Kontrakan inilah markas mereka.

Walaupun sering berkumpul di sana, kata Sutrisno, ketiga dara tidak ikut menginap.

"Nggak, tiga perempuannya tidak tinggal di kontrakan," kata Sutrisno.

Sutrisno belum bercerita banyak tentang kisah tiga cabe-cabean. Proses penyidikan sekarang sedang berlangsung.

Ketiga dara masuk kategori anak di bawah umur. Selama proses hukum, mereka didampingi psikolog.

Sutrisno mengatakan proses hukum terhadap anggota geng yang masih di bawa umur tetap akan disesuaikan dengan sistem peradilan anak.

Sebelum mengakhiri percakapan lewat telepon, Sutrisno cerita kalau tidak ada persyaratan khusus bagi anak-anak muda yang ingin ikut geng motor Jepang dan RBR.

"Nggak ada syarat-syaratnya," kata Sutrisno.

Akibat penjarahan dini hari itu, toko pakaian mengalami kerugian Rp15 juta. Barang-barang yang dijarah, di antaranya celana sembilan lusin, kaus satu lusin, jaket lima potong, celana pendek delapan buah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI