Suara.com - Remaja 16 tahun dari Palestina, Fawzi Al-Juneidi, yang beberapa waktu lalu ditahan oleh tentara Israel, akhirnya dibebaskan dan bisa pulang ke keluarganya pada Rabu (27/12/2017) malam waktu setempat.
Al-Juneidi dijebloskan ke penjara pada 7 Desember di Hebron (Al-Khalil), sebuah kota di Tepi Barat, setelah diseret dan ditutup matanya oleh tentara Israel bersenjata lengkap.
Foto remaja ini sedang diseret sekelompok tentara secara cepat menjadi simbol protes Palestina, yang semakin membara setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Baca Juga: Dikecam Warganet, Akun 'Kampanye CELUP' Mendadak Dihapus
Al-Juneidi mengatakan kepada Anadolu Agency, dia diperlakukan sangat buruk dan tak jarang dipukuli oleh tentara Israel saat dalam tahanan.
“Saya sangat takut karena mereka memukuli saya di kepala,” ujarnya sambil menjelaskan betapa kesakitan dan berdarah-darah tubuhnya akibat siksaan itu.
Ketika diseret dengan mata tertutup, bocah tersebut dibawa ke penjara “entah di mana,” ujar dia.
Saat diinterogasi, Al-Juneidi mengakui dipukuli dan disiksa dengan air dingin.
Kuasa hukumnya, Maamoun al-Hashim mengutip kliennya, berkata bahwa penyiksaan ini dilakukan oleh belasan tentara, yang terus memukulinya sementara dia terkapar di tanah.
Baca Juga: Perkenalkan, Ibu Memberiku Nama 'Pintu Pemberitahuan'
“Saya diikat dengan plester plastik dan diseret dengan mata tertutup,” tutur Juneidi.