Jokowi Beri Sertifikat Kompetensi Pemagangan ke 3.000 Peserta

Rabu, 27 Desember 2017 | 14:23 WIB
Jokowi Beri Sertifikat Kompetensi Pemagangan ke 3.000 Peserta
Presiden Jokowi bersama kaum ibu di Papua. [Facebook/ Joko Widodo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo menyerahkan Sertifikat Kompetensi Pemagangan kepada 3.000 peserta program pemagangan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi, Jawa Barat, Rabu (27/12/2017). ‎

Dalam kesempatan yang sama Jokowi juga menyerahkan Sertifikat Mentor kepada 97 orang mentor atau pembimbing pemagangan serta kepada perusahaan yang telah menyelenggarakan program pemagangan.

"Peserta uji kompetensi ada 6.201 orang, yang lulus sebanyak 5.635 orang, tidak lulus sebanyak 566 orang. Artinya uji kompetensi ini beneran karena ada yang tidak lulus. Kalau lulus semua saya malah curiga ini beneran nggak sih, kalau ada yang gak lulus berarti benar," kata Jokowi dalam sambutannya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, saat ini pemerintah sedang fokus dalam pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur itu dianggap penting agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara maju lainnya.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Pagi Ini Bertolak ke Kuching

"Karena ini sangat penting sekali, fundamental sekali, merupakan fondasi kita untuk bersaing dengan negara lain. Anggaran pun kita fokus dan konsentrasi di infrastruktur," ujar dia.

Namun, pada 2019, lanjut Jokowi pemerintah akan konsentrasi dalam‎ pembangunan sumber daya manusia (SDM). Sebab, untuk menjadi negara maju Indonesia tidak hanya mengandalkan sumber daya alam (SDA)

"Kita harus terus mengandalkan hutan, batu bara, minerba, tidak. Kunci kita ada di pembangunan SDM. Ini lah modal kuat kita untuk bisa bersaing dengan negara negara lain. ‎Kita punya kemampuan untuk itu, jangan ragu, bahwa SDM kita punya kemampuan untuk berkompetisi dengan negara lain. Hanya memang kekuatan ini belum kita maksimalkan potensinya," kata dia.

Dia menambahkan, dari 250 juta penduduk, 60 persen adalah anak anak muda. Bahkan jumlah tsb akan terus meningkat, diperkirakan pada 2040 jumlah usia produktif Indonesia mencapai 195 juta. Hal ini dianggap bisa menjadi kekuatan besar, namun juga bisa jadi masalah kalau tidak ada perhatian terhadap pembangunan SDM.

"Ini adalah kekuatan, 60 persen anak anak muda adalah kekuatan. Ini kekayaan kita, peluang kita untuk menenangkan persaingan dengan negara lain. Kalau kita bisa mengelola, kalau kita bisa memanfaatkan, kita bisa jadi bangsa pemenang," kata dia.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI