Juara Catur Putri Boikot Turnamen di Arab Saudi, Ini Penyebabnya

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Rabu, 27 Desember 2017 | 08:28 WIB
Juara Catur Putri Boikot Turnamen di Arab Saudi, Ini Penyebabnya
Pecatur putri asal Ukraina, Grandmaster Anna Muzychuk. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juara bertahan World Rapid and Blitz Chess Championship, Anna Muzychuk, menolak tampil di kejuaraan serupa tahun ini yang diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi, 24-31 Desember 2017.

Juara bertahan untuk dua jenis catur cepat--rapid dan blitz--ini memboikot kejuaraan tersebut lantaran tidak ingin bermain di negara, dimana perempuan tidak bisa bermain dalam ruangan yang sama dengan kaum laki-laki.

Pemboikotan tersebut disampaikan grandmaster putri asal Ukraina ini dalam sebuah pesan yang diunggah di Facebook, Sabtu (23/12/2017) lalu.

"Dalam beberapa hari, saya akan kehilangan dua gelar juara dunia--satu demi satu. Hanya karena saya memutuskan tidak pergi ke Arab Saudi. Tidak mau bermain dengan peraturan seseorang, tidak memakai abaya, tidak bisa diiringi keluar, dan sama sekali tidak merasakan diri saya sebagai makhluk sekunder," tulis Muzychuk.

Baca Juga: Arab Saudi Tak Beri Visa Pecatur Israel Ikuti Turnamen di Riyadh

Abaya adalah busana untuk Muslimah berbentuk seperti jubah lengan panjang yang biasa dipakai oleh kaum perempuan di Arab Saudi.

Federasi Catur Dunia (FIDE) sendiri telah menegaskan, bahwa para pecatur tidak perlu mengenakan abaya, dalam pertandingan yang mengharuskan pecatur menyelesaikan semua langkah-langkah dalam permainan catur dalam waktu 15 menit untuk rapid dan 10 menit untuk blitz.

Para pecatur putri mengikuti Kejuaraan Dunia Catur di Riyad, Arab Saudi, Selasa (26/12/2017). [AFP]

Foto: Para pecatur putri mengikuti Kejuaraan Dunia Catur di Riyad, Arab Saudi, Selasa (26/12/2017). [AFP]

Muzychuk mengatakan, prinsipnya lebih penting daripada potensi hadiah yang bisa dibawa pulang dari kejuaraan tersebut.

Baca Juga: Pengamat Sebut Rossi Akan Tetap Balapan hingga 2019

"Saya siap untuk membela prinsip saya dan melewatkan event tersebut, dimana dalam lima hari saya memperkirakan bisa memperoleh lebih banyak uang daripadan yang saya lakukan di selusin kejuaraan catur," ujarnya.

Turnamen ini sendiri menyediakan hadiah total 2 juta dolar AS (sekitar Rp27 miliar), dimana hadiah tertinggi untuk individu mencapai 750 ribu dolar AS.

Dikutip dari IBT Times, Rabu (27/12/2017), Arab Saudi dilaporkan harus membayar 1,5 juta dolar AS untuk menjadi tuan rumah dalam kejuaraan bertajuk "The King Salman World Rapid and Blitz Chess Championship" ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI