Suara.com - Turki pada, Selasa (26/12/2017), mendesak agar krisis Teluk menyangkut Qatar diakhiri lantaran dianggap tidak ada alasan untuk diteruskan karena hanya akan mengecilkan upaya menyatukan negara-negara Islam.
"Menurut pandangan Turki, krisis di Teluk ini adalah krisis tanpa alasan. Sejauh ini, berbagai tuduhan muncul namun tidak ada bukti," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam jumpa pers bersama mitranya dari Sudan di Khartoum.
"Dalam pandangan saya, tidak ada alasan untuk tidak menyelesaikan krisis ini. Sesama saudara harus bisa menghindari krisis di antara mereka. Turki mendukung prakarsa Kuwait dan telah melakukan kontak secara intensif dengan Kuwait, Arab Saudi dan Qatar," kata Cavusoglu.
Pada Juni, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dengan menuduh negara itu mendukung terorisme. Qatar telah membantah semua tuduhan.
Baca Juga: Mantan Diktator Peru Minta Ampun Pada Rakyat
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada, Selasa kemarin, mengakhiri kunjungan tiga harinya di Khartoum, yang menandai lawatan pertama yang pernah dilakukan presiden Turki ke Sudan sejak kemerdekaannya pada 1956.
Sudan merupakan negara pertama yang dikunjungi Erdogan dalam rangkaian lawatannya di Afrika, yang termasuk Chad dan Tunisia.
Dalam kunjungannya, Erdogan didampingi delegasi besar beranggotakan lebih dari 200 pelaku bisnis Turki. [Antara]