13 Tahun Tsunami, Aceh Larut dalam Doa

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 26 Desember 2017 | 14:42 WIB
13 Tahun Tsunami, Aceh Larut dalam Doa
Seorang perempuan tengah berdoa untuk mendiang keluarganya yang menjadi korban tsunami di Aceh tahun 2004 silam. Foto diambil sebuah pemakaman massal korban tsunami Aceh, tahun 2016. [Chaideer Mahyuddin/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Aceh melakukan peringatan 13 tahun bencana tsunami di Aceh, Selasa (26/12/2017).

Bencana yang menelan sekitar 170.000 jiwa pada tanggal 26 Desember 2004 silam menyimpan luka mendalam di hati masyarakat Aceh.

Peringatan 13 tahun tsunami pada 26 Desember 2017 itu, dilakukan dengan doa bersama di Kuburan Massal Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, kuburan massal Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar dan beberapa tempat lain. Ribuan warga Aceh larut dalam doa bersama tersebut.

Baca Juga: 13 Tahun Tsunami Aceh, Cinta Israel dan Yahudi untuk Indonesia

Khairunniza, warga Aceh yang saat ini tinggal di Medan, Sumatera Utara misalnya, mengakui setiap tanggal 26 Desember, selalu pulang ke Banda Aceh, untuk mendoakan kedua orang tuanya dan tiga saudaranya yang meninggal saat tsunami.

“Saya tinggal sendiri, orang tua dan saudara kandung saya hilang semua, saya perkirakan, mereka semua dikuburkan di kuburan massal ini, makanya meskipun saya sekarang tinggal di Medan, setiap tanggal 26 Desember, saya selalu kesini untuk mendoakan mereka,” ungkap Khairunniza, sambil menyapu air mata.

Khairunnisa tidak sendiri. Di Kuburan massal Ulee Lheue, tempat disemayamkan 14.264 jasad korban tsunami tersebut, ada ratusan warga dari berbagai daerah ikut berdoa.

Bahkan, wisatawan yang baru tiba ke Banda Aceh juga berhenti sejenak di kuburan massal ini untuk memanjatkan doa bagi korban tsunami.

Selain di Kuburan Massal Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, doa bersama juga digelar di komplek PLTD Apung, Punge Blang Cut, di komplek kuburan massal, Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, serta sejumlah mesjid di seluruh Provinsi Aceh.

Baca Juga: Cicipi Kesegaran Rasa Cindua Langkok, Cendol Khas Ranah Minang

“Saya tidak tahu di mana dikuburkan kedua orang tua saya, tapi saya hanya yakin mereka dibawa kesini, makanya setiap tahun saya berziarah ke kuburan massal ini,” ungkap Suryati, salah seorang warga Kampung Laksana, Kota Banda Aceh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI