AJWS bahkan lebih cepat melakukan penggalangan bantuan. Dalam laporan "Tsunami Accountability Report 2006" yang dibuat USAID dan InterAction, AJWS sudah mengorganisasikan bantuan untuk Aceh sejak 36 jam setelah daerah itu diterpa tsunami.
AJWS juga dilaporkan memberikan asistensi dan memberikan program bantuan pembangunan infrastruktur baru di sejumlah daerah di Aceh pascatsunami.
Belajar ke Tel Aviv
Steve Stein menuturkan, beberapa tahun setelah tsunami Aceh, sejumlah dokter Indonesia belajar cara menangani korban dalam jumlah besar ke Israel.
Baca Juga: Cara Joget Bocah Ini saat Latihan Lagu Natal Bikin Ngakak
"Berkaca dari pengalaman tsunami Aceh, Indonesia memerlukan pelatihan tenaga medis yang mampu beroperasi menangani pasien dalam jumlah besar. Israel memunyai kemampuan medis seperti itu," terangnya.
Tahun 2006, tokoh Indonesian Disaster Medical Relief Committe sekaligus presiden asosiasi ahli bedah, Profesor Aryono D Pusponegoro diundang Magen David Adom ke Israel.
Magen David Adom "Bintang Daud Merah" (MDA) adalah palang merah khas Israel—seperti "Bulan Sabit Merah".
"Selama kunjungannya, Pusponegoro menghadiri latihan nasional yang menyimulasikan serangan teror besar dengan korban jiwa, yang melibatkan partisipasi polisi, petugas pemadam kebakaran, militer, angkatan udara dan layanan ambulan darurat MDA," kata Stein.
"Itu sukses besar," tambahnya. "Dan kami memutuskan untuk mulai mempromosikan usaha serupa juga."
Baca Juga: Gaston Sibuk Cari Akta Cerainya dengan Jupe, Buat Apa?
Pada tahun 2008, 23 dokter dari seluruh Indonesia tiba di Tel Aviv untuk loka karya selama dua minggu bersama personel MDA tentang "pengelolaan insiden multi-Korban."