"Nah, kami ini pakai FB untuk aksi kemanusiaan. Artinya orang kena musibah, dimanapun, bisa ada info lewat Facebook, kita ini untuk komunikasi. FPI paling militan dalam bantu musibah bencana. Kita dukung pemerintah, bantu pemerintah, karena pemerintah nggak bisa sendiri, kan."
Novel juga tak dapat menutupi kegusarannya kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Sungguh sangat bodoh, menkominfo biarkan hal ini. Artinya menkominfo ini telah menutup jalur untuk kita bisa berbuat aksi kemanusiaan," kata Novel.
Akan pindah ke akun lain
Novel dan teman-temannya akan pindah dari Facebook ke media sosial lain. Mereka juga berencana tidak mau memakai Google. Kalau Whatsapp masih akan mereka pakai karena sejauh ini tidak melakukan pemblokiran akun.
"Kami sudah punya pilihan (medsos lain). Kami mau download jalur baru, pengganti FB, meskipun tak sehebat FB," kata Novel.
Tapi Novel belum mau menyebut nama aplikasi baru yang akan dipakai alumni 212. Dia menyebut ada empat aplikasi.
"Kami akan hijrah dari FB. Kalau WA nggak gitu bermasalah dengan kita. Tapi, kami tetap jaga-jaga kalau WA nanti membuat sulit.
Sebelum menyudahi wawancara, Novel ditanya mengenai bagaimana kalau nanti akun-akun Facebook alumni 212 bisa diakses lagi alias tak diblokir.
"Kemungkinan kita pertimbangkan. Ada itikad baik, membantu kita, masa kita nggak kerjasama," kata dia.