Suara.com - Seperti tahun-tahun sebelumnya, pengurus Masjid Istiqlal menyediakan tempat parkir untuk menampung kendaraan umat Katolik yang beribadah di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.
"Kami sediakan lahan parkir untuk saudara-saudara kita yang mau Misa Natal. Ketua Panitia Natal Gereja Katedral sudah mengirimkan surat memberi tahu ke kami pada November lalu, bahwa parkir Istiqlal akan dititipi kendaraan dari jemaat yang akan ikuti Misa Natal selama dua hari (Minggu-Senin)," kata Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam, kepada Suara.com, Minggu (24/12/2017).
Abu Hurairah mengatakan hal itu merupakan tradisi yang sudah berlansung lama.
Giliran kalau hari raya umat Islam, petugas Kaderal menyediakan halaman untuk parkir kendaraan, bahkan untuk salat berjamaah.
"Ini sudah tradisi kita setiap tahun. Sejak Istiqlal dipakai jadi tempat ibadah pada tahun 1968," ujar dia.
Memang sederhana sekali, tetapi hal itu merupakan simbol betapa kedua umat beragama saling menjaga toleransi.
"Kita saling toleransi, jadi tidak pernah ada gesekan, justru semakin mesra. Bahkan saling mengajak dialog setiap pada kegiatan bulan puasa dan lain-lain," kata dia.
Melalui hal sederhana ini, mereka ingin memberi contoh kepada dunia bahwa lai aqidah, bukan berarti tak bisa akur.
"Yang penting kita ingin memperlihatkan kepada dunia, bahwa bangsa Indonesia saling mendukung dan menyukseskan acara keagamaan meski berlainan aqidah. Saat Idul Fitri dan Idul Adha juga sama, pihak Katedral mempersilakan jamaah untuk salat di sekitar gereja," Hurairah menambahkan.