Suara.com - Jumlah korban tewas karena longsor dan banjir yang diakibatkan badai tropis Tembin di Filipina telah bertambah menjadai 200 orang, kata kepolisian di Manila, Sabtu malam (23/12/2017).
Tembin juga membuat puluhan orang hilang saat badai tersebut menghantam Filipina selatan dan menyebabkan hujan deras sejak Jumat (22/12/2017).
Dalam suatu laporan, Superintenden Lemuel Gonda dari Kepolisian Nasional Filipina (PNP) cabang provinsi mengatakan 135 orang diketahui tewas di Mindanao Utara dan 47 lainnya di Semenanjung Zamboanga saat badai melanda.
Anggota Kongres dari Daerah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM), Zia Alonto Adiong mengatakan 18 orang juga tewas di wilayah ARMM.
Baca Juga: Badai Kai-Tak, Tiga Tewas, Puluhan Warga Filipina Mengungsi
Sebanyak 127 dari 135 orang yang meninggal di Mindanao Utara berasal dari Lanao del Norte, enam dari Bukidnon, satu dari Iligan, dan satu dari Misamis Occidental. Sekitar 72 lainnya masih belum ditemukan, kata kepolisian.
Dewan Penangangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) masih mencermati laporan-laporan dari wilayah yang dilanda badai.
Juru bicara NDRRNC Romina Marasigan sebelumnya mengatakan bahwa badan tersebut telah menerima laporan soal 75 orang yang tewas dan 58 lainnya hilang di wilayah itu.
Dalam laporan terbaru, biro pemantau cuaca negara Pagasa mengatakan badai tropis Tembin yang kuat telah mendarat di Baalbac, Palawan, pada Sabtu malam.
Biro itu memperingatkan bahwa badai "kemungkinan berubah menjadi topan sebelum keluar dari Filipina" pada Minggu.
Baca Juga: Pesawat Militer AS Jatuh di Laut Filipina
Pagasa juga memperingatkan bahwa banjir dan longsor kemungkinan terjadi dan menekankan bahwa perjalanan laut masih berisiko.
Tembin menghantam pulau selatan di Filipina, Mindanao, pada Jumat hingga mengakibatkan banjir dan longsor di wilayah itu. (Antara)