Mengenang Sjahruddin Rasul, Diusir Satpam hingga Ogah Digaji KPK

Yazir Farouk Suara.Com
Minggu, 24 Desember 2017 | 03:18 WIB
Mengenang Sjahruddin Rasul, Diusir Satpam hingga Ogah Digaji KPK
Almarhum Sjahruddin Rasul dimakamkan dengan upacara militer di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (23/12/2017). [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M. Syarif mengenang sosok Sjahruddin Rasul sebagai seorang yang sederhana, ulet, dan jujur.

Sjahruddin Rasul merupakan mantan Wakil Ketua KPK periode pertama (2003 s.d. 2007) yang meninggal dunia pada usia 74 tahun di Rumah Sakit Islam Jakarta, Sabtu (23/12/2017) sekitar pukul 05.00 WIB. Sjahruddin meningggal dunia karena sakit.

"Akibat kesederhaan beliau, pernah pergi beri ceramah, beliau menolak dijemput panitia, dia naik taksi. Sampai di Universitas karena sederhana ditolak satpam. Setelah jelas dia narasumber dan komisoner baru boleh masuk," kata Syarif di Jakarta, Sabtu seperti dikutip Antara.

Untuk diketahui, KPK pada periode pertama diketuai oleh Taufiequrachman Ruki serta empat wakilnya masing-masing Erry Riyana Hardjapamekas, Tumpak Hatorangan Panggabean, Amien Sunaryadi, dan Sjahruddin Rasul.

Baca Juga: Rest Area Tol Jakarta-Cikampek Penuh Kendaraan Hingga Malam

"Saya ketemu Pak Panggabean. Beliau dibisiki bahwa almarhum pernah berkata seandainya dalam enam bulan tidak ada kasus yang dimulai jadi kasus KPK, saya mau mengundurkan diri saja," ucap Syarif.

Bahkan, kata Syarif, almarhum sempat tidak mau menerima gaji saat setahun pertama dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua KPK.

"Banyak cerita lain, termasuk beliau hampir setahun pertama tidak mau menerima gaji," ungkap Syarif.

Sjahruddin dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata karena almarhum sebelumnya pernah mendapat gelar Bintang Mahaputra Utama.

Adapun prosesi pemakaman dilakukan pada hari Sabtu sekitar pukul 15.20 WIB dengan inspektur upacara Laode M. Syarif.

Baca Juga: Terduga Pembunuh Cinta Marah Ditagih Bayar Usai Berhubungan Seks

"Ini bisa jadi teladan bangsa, beliau berhak dimakamkan di tempat ini," kata Syarif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI