Ada Dugaan Skenario "All Jokowi" di Pilgub Jatim

Kamis, 21 Desember 2017 | 06:08 WIB
Ada Dugaan Skenario "All Jokowi" di Pilgub Jatim
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak bertemu dengan Plt. Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham di Jakarta, Rabu (22/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Lembaga Kajian Pemilu Indonesia Arifin Nur Cahyono menduga ada skenario yang berusaha untuk mengganjal pencalonan Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur La Nyalla Mattalitti pada pemilihan gubernur Jatim 2018.

Dia menduga ada operasi politik dari pihak yang berkuasa saat ini untuk menyandera sejumlah Ketua Umum Partai politik, agar mendukung kandidat yang didukung oleh pihak penguasa.

"Sebagai contohnya adalah, adanya dugaan operasi politik pihak yang berkuasa mengganjal pencalonan dari La Nyala Mataliti sebagai calon Gubernur Jawa Timur yang diajukan Partai Gerindra," kata Arifin dalam keterangan persnya, Rabu (20/12/2017) malam.

Menurut dia, tujuan dari skenario tersebut agar pasangan calon yang maju dalam Pilguub Jatim nantinya berasal dari kalangan yang ikut mendukung Jokowi.

"Salah satu wujud operasi politik yang dilakukan tersebut yaitu diduga mereka menyandera Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, agar PAN tak turut serta mendukung La Nyala Matalitti yang diajukan oleh Partai Gerindra," terang Arifin.

Diketahui, jika PAN tak ikut mendukung La Nyalla, maka prosentasi dukungan dari partai politik untuk maju pada Pilgub Jatim tak akan mencukupi. Sebab Gerindra hanya mengantongi 13 kursi. Dibutuhkan 7 kursi DPRD Jatim dari PAN agar La Nyalla bisa ikut dalam kontestasi lima tahunan itu.

Menurut Arifin, jika PAN tak dukung La Nyalla, maka dapat dikatakan siapapun yang terpilih di Pilgub di Jawa Timur, dipastikan otomatis akan mendukung Jokowi sebagai calon Presiden pada Pilpres 2019.

"Jika yang bertarung di Pilkada Jawa Timur hanya dua pasang kandidat, yaitu Saifullah Yusuf dan Khofifah, maka siapapun yang menang di Pilkada Jawa Timur, dipastikan adalah orangnya Jokowi, yang akan terlibat dalam pemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, kata Arifin, dalam Pilpres 2014 yang lalu, wilayah Jawa Timur adalah medan perebutan suara yang sangat panas antara kubu Jokowi dan kubu Prabowo.

"Dipastikan tahun 2019 nanti Jawa Timur tetap menjadi medan yang sangat panas, karena itu presiden Jokowi perlu memastikan kemenangannya di wilayah tersebut dengan menempatkan dua kandidat yang merupakan orangnya untuk berlaga dan menjadi Gubernur di wilayah tersebut," jelas Arifin.







BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI