Suara.com - Bakal calon gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menunda rencana mengumumkan siapa sosok yang akan mendampinginya untuk bertarung dalam pilkada Jawa Barat.
"Agak tertunda sedikit karena masih butuh waktu menyosialisasikan hasil dari opini tokoh-tokoh Jabar," ujar Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, dikutip dari Antara, Rabu (20/12/2017).
Pria yang akrab disapa Emil sebelumnya akan mengumumkan cawagub pada Rabu ini. Namun, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya ia menunda satu atau hingga dua hari ke depan.
"Kemungkinan bergeser sedikit aja, saya butuh waktu," kata dia.
Salah satu alasan penundaan, kata dia, yakni sulitnya menguhubungi pimpinan partai-partai koalisi. Pasalnya, hasil dari masukan tokoh-tokoh Jawa Barat harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan partai pendukung.
"Bukan masalah alot, daftar check list yang harus dihubunginya masih panjang gitu. Kan pas ditelepon nggak ada, jadi masih ada daftar check list yang harus dikontak," katanya.
Saat ini, Emil terus berusaha mengomunikasikan hasil masukan tersebut kepada partai pendukung. Sehingga, ia membutuhkan waktu tambahan sampai semua pihak sepakat dengan calon pendamping pilihannya tersebut.
"Di waktu yang tepat nanti saya jelaskan prosedurnya gimana, ditambahi dengan survei, jadi tidak hanya opini tapi juga dengan survei terakhir. Nah hasilnya ini secara proses sedang disampaikan, kan harus disampaikan ke level provinsi, DPP terus antar partainya gimana reaksinya, jadi masih berproses," katanya.
Sebelumnya, dua partai koalisi yakni PPP dan PKB berniat akan menarik dukungan kepada Wali Kota Bandung tersebut. PPP dan PKB memiliki pandangan berbeda mengenai sosok pendamping Emil.
PPP tetap ngotot menginginkan kadernya Uu Ruzhanul Ulum sebagai cawagub. Jika Uu tidak terpilih, PPP mengancam akan mencabut dukungan. Di sisi lain, PKB ingin agar pemilihan cawagub melalui musyawarah mufakat antar partai koalisi.
Sementara Golkar, menjadi partai pertama yang telah menarik dukungan. Golkar beralasan, Emil tidak mempunyai sikap tegas untuk mengumumkan Daniel Mutaqien sebagai cawagubnya.
Golkar
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengajak PKB duduk bersama.
"Kita mengajak PKB duduk bersama membicarakan langkah strategis. Dengan tidak dulu membicarakan orang, tapi membicarakan dulu platform, kemudian juga jumlah partai pengusungnya, sehingga kecukupan itu nanti melahirkan kesepakatan," kata Dedi di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan.
Dedi mengatakan kalau tergesa-gesa membicarakan kandidat, bisa saja tidak terjalin kesepakatan antara dua belah pihak, dan akhirnya saling meninggalkan satu sama lain.
"Maka, sebelum mendeklarasikan orang semestinya kan menyepakati dulu siapa yang akan maju. Ini yang akan dilakukan," ujar Dedi.
Dedi mengatakan kalau Golkar dan PKB berkoalisi, jumlah kursi sudah cukup untuk mengusung pasangan kandidat. Namun, kata dia, tentu aja tetap membuka pintu koalisi dengan partai lain.
"Pada hari ini saya sampaikan pada PKB mari sama-sama kita bicarakan Pilgub Jawa Barat. Cukup, Golkar- PKB sudah 23 , tapi kan tidak PKB saja, bisa PDIP, Demokrat , PPP juga bisa bergabung, mari kita bicarakan bersama," tutur Dedi.
Dedi mengatakan setiap partai tentu ingin menjaga marwah masing-masing sehingga aspirasi harus dihormati.
Peluang koalisi dengan PDI Perjuangan, kata dia, terbuka lebar.
"Terbuka sekali (peluang koalisi Golkar-PDIP). Dengan siapapun, dengan PDIP, Demokrat, PKB, tapi spesifik PKB hari ini saya ajak bicara lebih awal. PDIP dekat juga," tutur Dedi.
Hingga saat ini, Golkar belum menentukan kandidat.
"(DPP) Belum, nanti baru bahas setelah ini, mungkin hari Kamis atau Jumat. Saya mengajak bicara PKB itu dalam posisi saya bukan Calon Gubernur, tapi sebagai Ketua Partai ingin sama-sama membicarakan agar ada kesejajaran, agar tidak ada yang merasa lebih tinggi dari yang lain," kata Dedi.