Suara.com - Suara teriakan terdengar di lantai dua di rumah penyewaan indekos di kawasan Jalan Rasa Sayang, Petamburan, Jakarta Barat, Senin (18/12/2017) sore. Sekitar pukul 16.00 WIB itu, tubuh Ismail sudah kaku.
Mirisnya, Ismail tewas dengan tak wajar. Dia tewas di kamar A4, tempat Ismail sehari-harinya tinggal. Lehernya terlilit kawat.
kerabat yang juga tetangga satu indekos Ismail, Somad (42) cerita keseharian Ismail sebagai buruh di sebuah pabrik mesin. Pabrik itu tidak jauh dari indekos Ismail.
"Pabrik mesin di depan kontarakan," kata Somad saat berbincang dengan suara.com, Rabu (20/12/2017).
Baca Juga: Polisi Belum Bisa Ungkap Pesan Ancaman Pembunuhan ke Jokowi
Saat Ismail ditemukan tewas di kamar, Somad mengaku terngah di pabrik membenarkan sebuah besin.
Setelah mayat Ismail ditemukan, penjaga kost melaporkan kejadian tersebut kepada ke kantor Polisi Sektor Tanjung Durenbu. Polisi pun menuju tempat kejadian perkara 30 setelah itu.
"Saya dengan 3 polisi yang datang, dan cek ke atas (kamar kost korban di lantai 2)," ujar Somad.
Jenazah Ismail ditemukan dalam keadaan telungkup. Selain itu ada bekas darah di kepalanya. Tubuh Ismail ada di balik pintu indekosnya. Kamar Ismail tak terkunci.
"Jadi polisi bongkar pintu kostnya, biar TKP nggak berubah," kata Somad.
Baca Juga: Ismail Tewas Terlilit Kawat di Petamburan
Somad, penjaga indekos, Wati (46) bercerita jika Ismail baru menghuni indekos selama 2 hari. Ismail mulai menempati kamar, Sabtu (16/12/2017).
"Itu dia datang malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Sama temannya cari kost. Ya saya bilang ada," ujar Wati.
Di kamar itu, Ismail tidak tinggal sendiri. Ismail tinggal dengan seorang lelaki.
"Dia langsung tempatin bawa kasur sendiri," ujar Wati.
Ismail merupakan warga asal Palembang, Sumatera Selatan. Ketika memberikan Kartu Tanda Penduduk saat hendak menjadi penghuni kost.
Maka itu, Wati tak mengetahui sosok Ismail lantaran baru menjadi penghuni indekost tersebut.