Kaum Paria Bersetia Menunggu Nasib di Indonesia

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 20 Desember 2017 | 08:29 WIB
Kaum Paria Bersetia Menunggu Nasib di Indonesia
Suasana di dalam Rumah Detensi Imigrasi yang over kapasitas di Kalideres, Jakarta Barat, 19 Desember 2017. Rumah detensi milik Direktorat Jenderal Keimigrasian Indonesia ini menampung 445 penghuni dari berbagai negara, mayoritas berasal dari Nigeria. Sebanyak 215 ditahan karena permasalahan imigrasi, 115 adalah pencari suaka, dan 75 lainnya pengungsi. [Anadolu Agency]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seperti Muhammad, Ahmed, bukan nama sebenarnya, juga datang ke Indonesia demi terlepas dari serangan kelompok teroris Al Shabaab.

“Kalau tidak pergi, mereka akan membunuh saya,” katanya.

Bersama temannya, laki-laki asal Somalia ini berharap kemurahan hati pemerintah Indonesia.

Ahmed terbang ke Malaysia 2015 lalu, lantas naik kapal laut ke Medan lewat jalur ilegal. Dari Medan, Ahmed menggunakan bus hingga sampai ke Jakarta.

Baca Juga: MU Lakoni Perempat Final Piala Liga, Akankah Mkhitaryan Bermain?

“Kami menunggu agar Imigrasi mengizinkan masuk dan mendapatkan suaka dari Pemerintah Indonesia,” ujarnya.

Rudenim kelebihan kapasitas

Kepala Rumah Detensi Imigrasi Kelas I Jakarta Monita Harahap mengatakan, tahun ini pihaknya menghadapi tantangan cukup berat dengan banyaknya pencari suaka yang datang. Apalagi, fasilitas yang dimiliki Rudenim amat terbatas.

Dengan fasilitas 51 kamar, Rudenim hanya bisa menampung 85-125 orang saja. Namun kenyataannya, jumlah pencari suaka yang menunggu nasib mencapai 445 orang.

“Mereka terus berdatangan, tanpa henti,” ujar Monita.

Baca Juga: Protes Trump, Lelaki Turki Jalan Kaki dari Istanbul ke Yerusalem

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri, pihak imigrasi hanya bertugas untuk mengawasi para pencari suaka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI