"Ketika diambil sumpah militer, kami menyatakan sumpah setia kepada negara dengan Al Quran di atas kepala kami," tukasnya.
Seorang Arab Muslim yang menjadi anggota IDF, Sersan Saleh Halil, menuturkan hal yang sama. Ia mengklaim tak ada perbedaan berbasis SARA dalam IDF.
Ia lantas menceritakan pengalamannya saat diterjunkan IDF ke daerah Palestina.
Baca Juga: Lab Sabu MG Club Sudah 2 Tahun, Polisi Bilang Bukan Kecolongan
"Setelah menyelesaikan latihan, aku ditugaskan di Jenin, dekat daerah Palestina di Tepi Barat. Kau bisa membayangkan, bagaimana kagetnya mereka (warga Palestina) saat aku berbicara bahasa Arab," tereangnya.
Ditentang Politikus
Meski tak mendapat diskriminasi, rekrutmen Arab Muslim menjadi anggota IDF ditentang oleh banyak politikus di parlemen Israel.
Yousef Jabareen, anggota parlemen Israel dari kalangan Arab Muslim, menilai komunitasnya seharusnya tak bergabung melayani militer.
"Politikus maupun tokoh komunitas Arab Muslim Israel menolak keras rekrutmen tersebut. Kita tidak bisa menjadi bagian rezim yang menindas rakyat sendiri," tuturnya.
Baca Juga: Kadisparbud Menyebut Kasus Diskotek MG Club Modus Baru
Ia mengatakan, IDF selama ini tidak hanya melakukan penjajahan di tanah Palestina, tapi juga melakukan indoktrinasi terhadap pemuda-pemuda Arab Muslim Israel.