Saluta adalah seorang Arab Muslim yang menjadi anggota IDF. Ia dan rekan-rekannya dikumpulkan menjadi unit sendiri yang menghimpun Arab Muslim dalam ketentaraan Israel.
"IDF terbuka untuk warga Israel yang berasal dari Arab Muslim. Kami hanya tak menerima anggota dari suku Badui Arab," kata Kolonel Wagdi Sarhan, kepala unit Arab Muslim IDF kepada NBC News, 26 Februari 2017.
Empat tahun silam, kata dia, jumlah Arab Muslim yang bergabung dengan IDF di bawah 10 orang. Tapi mulai tahun 2017, jumlah itu terus bertambah menjadi puluhan orang.
NBC News menuliskan, Arab Muslim warga Israel secara tradisional menilai IDF didirikan untuk menekan perlawanan warga Palestina di Jalur Barat. Daerah itu diambilalih Israel sejak tahun 1967.
Baca Juga: Lab Sabu MG Club Sudah 2 Tahun, Polisi Bilang Bukan Kecolongan
Namun, bagi Arab Muslim yang bergabung dengan IDF seperti Saluta tak lagi memunyai paradigma seperti itu.
"Israel adalah negaraku, dan tugasku menjaga perbatasan. Ketika aku memberitahukan keluargaku mengenai hal ini, mereka mendukung," tuturnya.
Saluta mengakui, ketika kali pertama menyatakan mau bergabung dengan IDF, ia dijauhi oleh rekan-rekan sejawatnya.
"Tapi, setelah aku menyebarkan pengalamanku selama menjadi anggota IDF, banyak Arab Muslim sebayaku mengikuti keputusanku melayani militer negara," tutur Saluta yang baru berusia 20 tahun ini.
Baca Juga: Kadisparbud Menyebut Kasus Diskotek MG Club Modus Baru
Sejak Israel Berdiri