Suara.com - Nilai anggaran sementara yang disepakati untuk penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara serentak di 171 daerah tahun 2018 mencapai sekitar Rp15 triliun.
"Terjadi peningkatan tentunya harus kita sadari jumlah pilkadanya berbeda dengan kemarin. Kemarinkan 101 (daerah) sekarang kan 171 (daerah)," kata anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan kepada Suara.com, hari ini.
Dengan bertambahnya daerah otomatis jumlah pemilih dan logistik pun bertambah.
"Sekarang ini pilkada provinsi banyak dan provinsinya besar-besar, luas wilayahnya besar, jumlah pemilihnya besar, daftar pemilihnya besar, seperti Jabar (Jawa Barat), Jateng (Jawa Tengah), dan Jatim (Jawa Timur)," katanya.
Arteria optimistis peningkatan anggaran akan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pilkada.
"Mudah-mudahan saja dengan anggaran yang cukup ini, mudah-mudahan saja demokrasinya bisa lebih baik dan berkualitas. Ya, saya beropini kualitas demokrasinya bisa lebih baik lagi," katanya.
Milenial
Arteria menyarankan KPU, Bawaslu, dan calon anggota legislatif mendorong minat pemilih pemula.
"Ya sebenarnya kan itu strategi pasangan calon, tetapi kewajiban KPU dan Bawaslu apalagi khususnya KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih milenial ini," katanya.
Arteria mengatakan selama ini kaum milenial menganggap duna politik itu kotor. Padahal, tidak selalu demikian.
"Generasi milenial ini lebih logic, kemudian lebih cenderung apolitik karena mereka selama itu mengesankan politik itu tabu dan politik itu juga kotor," katanya.
Menurut Arteria pemilih pemula akan memiliki peran yang besar dalam demokrasi.
"Kaum milenial ini kan memiliki jumlah suara yang signifikan dalam menghasilkan suara. Mungkin saja kaum milenial ini bisa jadi penentu untuk memenangkan Pilkada 2018 nanti," katanya.
Saat ini, kata Arteria, seluruh partai politik sedang mendekati kaum milenial.
"Kalau calonnya nanti merepresentasikan mereka (kaum milenial), saya yakin mereka akan sendirinya berpartisipasi memilih dan kalau KPUnya pintar menggaet juga pasti akan tinggi jumlah pemilih," kata dia. (Handita Fajaresta)