Suara.com - Sabtu (16/12/2017) pukul 07.30 WIB, setelah sarapan dan olahraga pemanasan, gowes pun dimulai dengan menyusuri jalan aspal. Kurang dari 10 menit, puluhan pesepeda tiba di ‘Pasir Berbisik’ Bromo.
Jurnalis metropolitan suara.com, Dwi Bowo Raharjo ikut dalam rombongan Journalist Mountain Bike itu. Di ‘Pasir Berbisik’ Bromo, mereka menidurkan sepedanya dengan membentuk angka 8.
Angka 8 itu menandakan usia Journalist Mountain Bike, 8 tahun. Pesta kumpulan jurnalis penggila sepeda ini dirayakan di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Adrenalin mereka diadu di sana.
Puas di ‘Pasir Berbisik’, rombongan membiarkan sepdanya diangku di sebuah mobil pick up. Tiga mobil dan sebagian anggota JMTB bergerak ke tempat di mana petualangan akan dimulai.
Jarak tempuh dari pasir berbisik Bromo ke tempat start cukup memakan waktu, sekira 30 menit. Dengan begitu, anggota JMTB yang belum terangkut harus menunggu sekitar satu jam mobil datang.
Hal itu tidak membuat sekitar tujuh anggota JMTB menjadi 'BT'. Sejumlah aktivitas dilakuakan mereka. Diantaranya foto-foto dan membuat video dokumentasi. Panas terik membuat mereka memutuskan untuk mengayuh pedal mendekati arah tempat start sambil menunggu mobil pick up.
Panjang trek sekitar 37 kilometer. Hawa dingin terus menyentuh tubuh selama perjalanan. Ketinggian sekitar 2.200 meter di bawah permukaan laut menjadi pemandangan menarik. Sesekali kabut tebal menutupi pemandangan yang indah.
Sejumlah cerita terjadi, diantaranya saat dua anggota JMTB mengalami keram otot, hal ini membuat seluruh peserta gowes berhenti sekaligus untuk istirahat sejenak.
Tawa terus mewarnai perjalanan, terlebih saat ada anggota yang terpeleset atau takut saat melintasi trek turunan yang mengharuskan untuk melakukan 'jumping'.
Sepeda yang sudah memenuhi spesifikasi All Mountain dan downhill tentunya tidak mengalami masalah dalam hal ini. Sebagian anggota JMTB terlihat menikmatinya dengan mengayuhkan pedal secepat mungkin di turunan.
Trek yang dilewati tidak semua tanah dan bebatuan. Salah seorang marshal sempat mengatakan ada trek yang tidak bisa dilewati lamgaran ada pohon tumbang. Kemudian pemandu asal Malang itu mengajak peserta melewati jalur aspal dengan turunan yang cukup terjang.
Tak lama, hujan ringan sempat turun dan membasahi trek. Hal ini membuat sebagian peserta ada yang langsung menggunakan jas hujan. Tapi tidak lama setelah itu, cuaca kembali bersahabat.
Tepat sekira pukul 15.50 WIB seluruh peserta finis dengan selamat. Kemudian sepeda yang sudah dipenuhi dengan lumpur dicuci di tempat steam.
Sebelum dimasukkan ke dalam truk, hujan deras disertai petir dan angin kencang tiba. Sepeda yang sudah siap dimasukkan kemudian menjadi basah. Setelah pukul 18.10 WIB hujan pun berhenti. Kemudian 31 sepeda dimasukkan ke dalam truk.