Fahri Hamzah: Indonesia Punya Utang Belum Terbayar ke Palestina

Senin, 18 Desember 2017 | 11:18 WIB
Fahri Hamzah: Indonesia Punya Utang Belum Terbayar ke Palestina
Fahri Hamzah ketika diwawancarai wartawan di Gedung DPR RI, Rabu (4/10/2017). [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengklaim aksi membela Palestina oleh ribuan warga Indonesia di kawasan Tugu Monas, Jakarta Pusat, Minggu (17/12/2017), bukan kali pertama dan menjadi yang terakhir.

Fahri memastikan, aksi-aksi serupa untuk mendukung kemerdekaan Palestina akan terus berlanjut.

"Aksi bela Palestina itu adalah akan menjadi rutin di Indonesia. Kita punya hutang terhadap Palestina dan hutang kita belum kita bayar yaitu kemerdekaan Palestina," kata Fahri di DPR, Jakarta, Senin (18/12/2017).

Menurut Fahri, hutang Indonesia sendiri lantaran pemimpin negara Palestina telah membantu memberikan dukungan untuk kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bikin Paspampres Merasa Salah Kostum

"Karena waktu kita dulu menjelang merdeka, ramai sekali dukungan dari pemimpin Palestina, agar negara-negara islam agar memberikan perhatian kepada kemerdekaan Indonesia," ujar Fahri.

Maka itu, Fahri apabila kedaulatan negara Palestina diganggu oleh negara lain, Indonesia harus segera membantu.

"Setiap ada upaya untuk mengganggu bangsa Palestina, saya kira itulah naturalnya bangsa Indonesia sehingga aspirasi dan simpati seperti kemarin itu bagian catatan sejarah penting," tukasnya.

"Agar bangsa Indonesia tidak boleh melupakan Palestina dan kita katakan kepada  saudara-saudara Palestina tidak akan meninggalkan mereka," tandasnya.

Baca Juga: Dijenguk Bayinya, Kholili: Maafkan Ayah Membunuh Ibu Nak....

Untuk diketahui, aksi-aksi kendukung Palestina digelar oleh banyak warga di penjuru dunia setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeklarasikan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12) dua pekan lalu.

Deklarasi Trump itu dikutuk banyak warga dan pemimpin dunia. Mereka menilai, deklarasi itu sebagai bentuk dukungan AS terhadap Israel untuk menjajah dan mengokupasi seluruh tanah Palestina.

Padahal, AS sendiri mengklaim diri sebagai mediator paling independen dalam perundingan damai Palestina-Israel dengan kesepakatan pembangunan dua negara. Dalam skema perdamaian seperti itu, Palestina akan menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka kelak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI