Pasalnya, Kholili yang bekerja sebagai pesuruh kantor (office boy; OB) hanya bergaji Rp3,8 juta dan tak bisa membeli mobil walau kredit sekali pun.
"Jangankan beli mobil mas, untuk susu bayi kami saja susah. Dia malah minta dibelikan mobil," tutur Kholili.
Ia mengungkapkan, kali pertama berkenalan dengan Siti melalui aplikasi obrolan media sosial Facebook pada tahun 2014.
Setahun kemudian, 2015, Kholili memberanikan diri meminang Siti yang saat itu bekerja dan tinggal di Semarang. Setelah menikah, Kholili mengajak Siti tinggal di Karawang.
Baca Juga: Umat Kristen Indonesia Rayakan Natal di Meksiko
"Sejak pertama berkenalan, saya sudah jujur kepadanya bahwa saya bekerja sebagai OB dan gaji saya pas-pasan. Dia sempat kembali ke Jawa untuk bekerja, tapi cuma sebulan. Setelahnya ia kembali ke Karawang," jelasnya.
Selang setahun, 2016, Siti dan Kholili dikaruniai seorang bayi laki-laki berinisial AAL. Karena gajinya tak mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk kebutuhan si jabang bayi, Siti memutuskan kembali bekerja.
Ia mengatakan, Siti mendapat pekerjaan sebagai petugas pemasaran kompleks perumahan dalam proyek "kota baru" di Karawang.
"Dia gajinya Rp5 juta. Jadi ya harga diri saya diinjak-injak. Dia tak mau meyetrika, mencuci baju. Bahkan kalau dia lapar, saya yang masakin mi. Dia lebih banyak main ponsel kalau di kontrakan," tuturnya.
Ia mengklaim tak mempersoalkan Siti yang tidak mau membantunya membereskan pekerjaan rumah. Kholili mengakui ikhlas sendirian membereskan urusan rumah asalkan sang istri tak lagi marah-marah.
Baca Juga: Barca Kokoh di Puncak La Liga Usai Bantai Deportivo
"Tapi tetap saja dia sering marah-marah. Pernah juga mencakar saya. Tapi saya tak melawan," tukasnya.