Suara.com - Gubernur Jambi Zumi Zola menyandang gelar kehormatan adat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) provinsi itu dengan sebutan "Sri Paduko Anom Setio Negeri".
Gelar adat yang diberikan kepada Zola di Balai Adat Balairung Sari Provinsi Jambi, Minggu (17/12/2017), ditetapkan berdasarkan Keputusan LAM Jambi tentang Penganugerahan Gelar Adat Melayu Jambi.
Gelar "Sri Paduko Anom Setio" yang diterima Gubernur Zola memiliki makna seorang pemimpin muda yang cerdas dan amat dimuliakan serta dicintai oleh masyarakat, serta tidak lari dari tanggung jawab untuk membangun negeri Jambi.
Ketua LAM Provinsi Jambi Hasip Kalimuddin Syam mengatakan, Gubernur Jambi selaku pembina atau pemangku adat dalam melaksanakan kepemimpinannya harus diberi gelar adat sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 02 Tahun 2014 dan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (ADRT) LAM Jambi.
Baca Juga: Ini Alasan Golkar Cabut Dukungan ke Ridwan Kamil
"Penganugerahaan gelar adat ini merupakan tonggak spiritual bagi masyarakat Jambi yang menjunjung tinggi kepemimpinan negeri dan kepemerintahan yang tangguh, serta menjadi keteladanan bagi masyarakat Jambi," kata Hasip.
Selain Gubernur Jambi, istri gubernur Sherrin Tharia Zola juga diberi penghargaan "Karang Setyo" yang memiliki makna istri yang selalu setia mendampingi suami. Penghargaan diberikan berupa seuntai kalung emas dengan liontin Lambang LAM Provinsi Jambi.
Rangkaian penganugerahan gelar adat Melayu Jambi kepada gubernur dan Karang Setyo kepada Ketua TP-PKK Provinsi Jambi dimulai dengan penjemputan gubernur dan istri oleh pengurus LAM Provinsi Jambi di rumah dinas gubernur Jambi.
Selanjutnya dari rumah dinas diarak ke Balai Adat Balairung Sari menggunakan mobil hias bertemakan budaya Jambi. Setibanya di Balai Adat gubernur dan istri disambut dengan kompangan dan pencak silat diiringi tarian Melayu Jambi serta pantun seloko adat Jambi.
Kemudian dilakukan pencucian kaki gubernur di atas kepala kerbau menggunakan air santan sebagai syarat dari prosesi adat. Bersama istri gubernur menginjak kepala kerbau untuk naik ke atas balai adat.
Baca Juga: Golkar Resmi Cabut Dukungan ke Ridwan Kamil Sebagai Cagub Jabar
Dalam penganugerahan gelar adat Melayu Jambi dan Karang Setyo tersebut, Ketua LAM Provinsi Jambi menyerahkan ucapan selamat dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tjahjo Kumolo kepada gubernur dan istri.
"Saya atas nama Gubernur Jambi beserta istri mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atas gelar adat dan penghargaan yang telah diberikan kepada kami berdua, tentunya gelar adat dan penghargaan yang diberikan ini mendorong dan memotivasi kami untuk melakukan upaya pewarisan adat secara lebih cerdas dan berkualitas," kata Gubernur Jambi, Zumi Zola menanggapi pemberian gelar adat tersebut.
Menurutnya, kebudayaan Melayu dan kebudayaan lainnya di Bumi Nusantara merupakan potensi budaya yang sangat tinggi nilainya. Apabila dipelajari lebih dalam akan banyak dijumpai falsafah indah serta mengandung makna yang sangat luas.
"Pada prinsipnya khasanah budaya tersebut dapat dijadikan pegangan sekaligus jawaban terhadap berbagai masalah yang timbul di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Gubernur Zola.
Pemerintah, sambung dia, sangat memperhatikan dan memberikan dukungan yang kuat terhadap pembangunan kebudayaan sebagai bagian dari peradaban yang dikembangkan secara cerdas dan berkualitas, begitu pula dengan kebudayaan Melayu yang tersebar di wilayah Kepulauan Sumatera dan sekitarnya.
"Saya yakin dari rasa serumpun ini, akan menjadi perekat yang baik bagi kita dalam menghadapi berbagai kondisi global dengan segala dampak positif dan negatifnya," kata Zola.
Dia menjelaskan, filsafah dan kearifan yang terkandung dalam adat istiadat Melayu dapat menjadi pemandu masyarakat Jambi dalam menjalankan kehidupan.
Apalagi LAM Jambi memiliki peran yang sangat besar dalam membantu dan mendukung pembangunan di provinsi berjuluk Negeri "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" itu.
Karena dari fakta yang ada, dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, nilai-nilai budaya lokal memiliki berbagai kearifan yang dapat digunakan sebagai pemersatu dan mendukung berbagai program pembangunan.
"Marilah kita bersama terutama para tokoh pemerintah, masyarakat dan agama untuk terus mendorong agar nilai-nilai budaya Melayu dapat menjadi landasan kehidupan masyarakat. Perlu adanya sinergitas dari seluruh elemen, baik dari pusat maupun daerah untuk membangun nilai-nilai tersebut," tutupnya. (Antara)