Suara.com - Ribuan orang berkumpul di dekat kantor Kepresidenan Donal Trump di Gedung Putih, Amerika Serikat, Sabtu (16/12/2017) waktu setempat. Mereka memprotes keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu Kota Israel.
Pihak pro Palestina yang berdemo itu organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di Amerika. Di antaranya Council on American-Islamic Relations (CAIR), Muslim Amerika untuk Palestina (AMP), Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA), Masyarakat Muslim Amerika (MAS), Dewan Organisasi Muslim AS, Komite Pengarah Nasional Amerika Turki (TASC) dan Yahudi Amerika Melawan Zionisme.
"Yerusalem adalah ibukota abadi Palestina, tak peduli pakah Trump atau temannya, penjahat perang, Benjamin Netanyahu suka atau tidak," Direktur AMP Osama Abu Irshaid dalam orasinya.
Dia mengatakan Yerusalem bukan milik Trump atau Israel. Trump pun dinilai tidak memiliki hak untuk menyerahkan tanah Palestina.
Sementara itu, Direktur TASC, Halil Mutlu mengingatkan pentingnya kota Yerusalem untuk tiga agama besar seperti Islam, Kristen dan Yahudi.
"Seperti yang kami katakan sebelumnya, Al-Quds [Yerusalem] adalah redline kami. 80 juta orang Turki dan jutaan orang Kristen, Yahudi dan Muslim di seluruh dunia menentang keputusan Trump," kata Mutlu. (Anadolu)