Suara.com - Aksi bela Palestina yang berlangsung di kawasan Silang Monas, Jakarta mulai dipadati peserta. Massa terus berdatangan dari sejumlah kawasan, baik dari arah Jalan MH Thamrin, Patung Tani maupun arah Masjid Istiqlal. Sebagian besar massa mengenakan pakaian putih-putih, membawa sejumlah poster, hingga bendera Palestina.
Solidaritas untuk mengecam sikap Presiden AS memindahkan ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem ini dijadwalkan akan berlangsung mulai pukul 06.00 - 11.00 WIB. Hingga saat ini massa terus bedatangan di sekitar Monas.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan meyakini aksi "Bela Palestina" yang digelar Minggu di Monas, Jakarta akan berlangsung damai karena merupakan aksi dukungan atas kemerdekaan Palestina dan menentang kebijakan Presiden AS Donald Trump.
"Saya yakin akan berlangsung damai, karena tidak ada yang mendukung pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem," kata Taufik di Jakarta, seperti diwartakan Antara.
Baca Juga: Aksi Bela Palestina di Monas, Baznas Kerahkan 100 Personel
Lebih lanjut, Taufik Kurniawan mengatakan, langkah Presiden Trump yang memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerussalem juga ditolak oleh kalangan lintas agama, bukan hanya dari kalangan Muslim saja.
Hal itu, menurut dia, sangat logis karena apa yang dilakukan tersebut merupakan bentuk penjajahan terhadap Palestina dan Indonesia sangat menentang penjajahan di mana pun.
"Ini penjajahan Israel terhadap Palestina apalagi bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," ungkapnya.
Wakil Ketua Umum PAN itu menilai, sebenarnya kondisi di Kawasan Timur Tengah sudah relatif harmonis dan tenang namun kebijakan Trump mengusik ketenangan di kawasan tersebut.
Dia menduga apa yang dilakukan Trump untuk kepentingan politik dalam negeri AS, yaitu selama ini kebijakan yang diambil Trump tidak populis sehingga mengancamnya secara politik.
Baca Juga: Aksi 1712, Jokowi: Rakyat Kita Terus Berpihak pada Palestina
"Gaya kepemimpinan Trump sebenarnya yang mengganggu Amerika sendiri, karena para sekutu mereka pun menentang kebijakan tersebut, misalnya Prancis," imbuhnya.
Karena itu, dia meminta semua pihak untuk berpikir dan bertindak objektif agar perdamaian dunia tidak terkoyak serta tidak terjadi kegaduhan di semua kawasan.