Suara.com - "Tanah ini milik kami, kami tidak akan menyerah," itulah kalimat terakhir Abraham Abu Sureyya sebelum menjadi martir akibat agresi tentara Israel, Jumat (15/12/2017).
Abraham adalah satu dari dua warga Palestina yang meninggal dunia terkena tembakan militer Israel di dekat perbatasan timur Gaza yang diblokade, Jumat.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Asharaf al-Qudra mengatakan, Abu Sureyye yang masih berusia 29 tahun turut menjadi martir dalam kejadian itu.
”Meskipun kehilangan kedua kakinya dalam serangan udara Israel di Gaza tahun 2008, Abu Sureyya mengikuti aksi demonstrasi setiap hari untuk mendukung Yerusalem,” ujar saksi mata seperti dilansir Anadolu Agency, Sabtu (16/12).
Bentrokan berdarah warga Palestina dengan militer Israel terjadi setiap hari sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeklarasikan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibu kota negara Zionis, Rabu (6/12) pekan lalu.
Deklarasi itu dijawab warga di seluruh wilayah Palestina dengan menggelar aksi demonstrasi yang tak jarang berujung bentrokan berdarah.
Selama aksi demonstrasi warga Palestina, militer Israel terus menggunakan peluru plastik dan gas air mata.
Dalam video yang diunggah peserta aksi, Abu Sureyya menegaskan tak akan menyerahkan tanah Palestina walau dirinya cacat.
"Saya datang untuk memberikan pesan kepada tentara Israel bahwa ini adalah tanah kami, tanah ini adalah tanah kami, kami tidak akan memberikannya atas keputusan Trump dan kami akan melanjutkan demonstrasi di sini," katanya.
"Kami menantang tentara Israel, bangsa Palestina adalah orang-orang pemberani," tambahnya.