Suara.com - Puluhan rumah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami kerusakan akibat gempa, kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Prasetyo Budi Widodo.
"Berdasarkan laporan sementara yang kami terima, jumlah rumah yang mengalami kerusakan sekitar 30 unit, sebagian di antaranya roboh. Kami masih terus mendata jumlah rumah dan bangunan yang rusak akibat gempa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (16/12/2017).
Ia mengatakan puluhan rumah yang mengalami kerusakan tersebar di 10 kecamatan terdampak gempa, yakni Pekuncen, Ajibarang, Kedungbanteng, Jatilawang, Banyumas, Sumpiuh, Sokaraja, Purwokerto Timur, Cilongok, dan Kalibagor.
Dia mengatakan seorang warga Desa Candinegara, Kecamatan Pekuncen, Soimun, dilaporkan mengalami luka di punggung akibat terkena pecahan kaca saat terjadi gempa dan saat sekarang sudah ditangani.
Baca Juga: Dua Tewas dan Ratusan Rumah Rusak Akibat Gempa 6,9 SR
Selain merusak rumah warga, kata dia, gempa berkekuatan 6,9 SR yang terjadi pada Jumat (15/12), pukul 23.47 WIB, juga mengakibatkan dinding RSUD Banyumas dan RS Siaga Medika Banyumas retak-retak.
Bahkan, lanjut dia, 56 pasien rawat inap RSUD Banyumas terpaksa dipindahkan ke ruangan lain yang aman karena dinding ruangan yang mereka tempati sebelumnya retak-retak akibat gempa.
"Sebanyak 50 orang sebelumnya dirawat di lantai 2 dan 3 gedung belakang, sedangkan enam pasien lainnya dari ruang perawatan lantai 2 gedung depan. Kalau di RS Siaga Medika tampaknya tidak sampai terjadi evakuasi meskipun gedungnya dilaporkan mengalami retak-retak," katanya.
Prasetyo mengatakan banyak warga dari sejumlah desa di Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, yang sempat mengungsi ke Sumpiuh, Banyumas, pascagempa.
Menurut dia, warga yang berasal dari daerah pesisir selatan Kabupaten Cilacap itu khawatir tsunami benar-benar terjadi.
Baca Juga: Gempa Susulan Guncang Sukabumi, Warga Panik
"Namun setelah kami berikan penjelasan, mereka memahami dan kembali ke rumah masing-masing ketika peringatan dini tsunami dicabut oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)," katanya. (Antara)