Suara.com - Tentara-tentara Israel menewaskan empat warga Palestina dan melukai lebih dari 150 lainnya dengan serangkaian tembakan senjata pada Jumat (16/12/2017). Para korban ditembak saat menggelar aksi unjuk rasa menentang pengakuan Presiden AS Donald Trump atas Yerussalem sebagai ibu kota Israel.
Sebagian besar korban berjatuhan di perbatasan Jalur Gaza, tempat ribuan warga Palestina berkumpul untuk melemparkan batu-batu ke arah para tentara Israel di seberang pagar benteng.
Kalangan medis mengatakan dua pengunjuk rasa, yang salah satunya menggunakan kursi roda, tewas dan 150 orang mengalami luka.
Di Tepi Barat yang diduduki Israel, wilayah yang juga diinginkan Palestina menjadi bagian dari negara independennya di masa depan bersama Yerusalem Timur, sumber medis mengatakan dua penentang terbunuh dan 10 lainnya terluka karena tembakan Israel.
Baca Juga: Ini Penjelasan BMKG Soal Gempa di Selatan Pulau Jawa
Salah satu warga yang tewas, menurut pasukan kepolisian Israel, ditembak setelah ia menusuk salah seorang anggota unit kepolisian tersebut. Saksi mata untuk Reuters mengatakan warga Palestina itu membawa sebuah pisau dan mengenakan sesuatu yang tampak seperti sabuk bom.
Sementara itu, petugas medis Palestina yang membantu mengevakuasi pria tersebut mengatakan bahwa sabuk yang dikenakannya itu palsu.
Palestina, dan dunia Arab serta Muslim secara luas, tersulut dengan pengumuman Trump pada 6 Desember, yang membalikkan kebijakan berpuluh-puluh tahun AS atas Yerusalem.
Israel dan Palestina sama-sama menginginkan kota itu menjadi wilayah kedaulatannya.
Sekutu-sekutu Washington di Eropa dan Rusia juga menyuarakan kekhawatiran mereka atas keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Baca Juga: Gara-gara Ini, Ernest Prakasa Jatuh Cinta pada Pulau Sumba
Militer Israel mengatakan bahwa, pada Jumat, ada sekitar 3.000 warga Palestina yang berdemonstrasi di dekat pagar perbatasan Gaza.