Warga lain bernama Toing, juga mengakui warga sering mendengar keributan di rumah Siti dan Kholili. Namun, ketika bertengkar, Kholili selalu mengalah dengan istrinya.
"Kalau berantem mulut emang sering dengar, tapi lakinya mah ngalah terus. Ya namanya perempuan kan mulutnya kadang nyerocos aja," tutur Toing.
Namun, aksi brutal Kholili yang memutilasi dan membakar istrinya membuat heboh warga. Kebanyakan warga tak menyangka Kholili bisa sekejam itu terhadap istrinya sendiri.
Baca Juga: KPK Tetapkan Bupati Nganjuk Tersangka Kasus Suap Rp2 Miliar
"Ya kaget, enggak curiga sama sekali," kata Syuri.
Awal pembunuhan sadis terhadap Siti terjadi setelah keduanya terlibat cekcok. Keributan itu dipicu karena korban menuntut agar Kholili bisa membelikan sebuah mobil. Saat bertengkar, Kholili mengklaim lehernya dicekik Siti. Ia berontak dan balas dua kali memukul leher Siti.
Akibat pukulan Kholili, Siti jatuh terkapar. Kaget, Kholili sempat memeriksa nafas dan detak jantung Siti, tapi ternyata semua sudah terhenti.
Selang sehari, Selasa (5/12), Kholili memutuskan memutilasi tubuh sang istri menjadi tiga bagian: kepala, badan, dan kaki menggunakan golok.
Kholili membuang kepala dan kaki Siti ke daerah Tegalwaru. Sementara badan Siti dibuang di Desa Ciranggon.
Baca Juga: Polda Turunkan 20 Ribu Personel Amankan Aksi Protes Donald Trump
Takut ketahuan, pada hari berikutnya, Rabu (6/12), Kholili kembali mendatangi tempat ia membuang Siti. Ia membakar seluruh bagian tubuh sang istri.