Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir Ketua nonaktif DPR sekaligus terdakwa kasus korupsi KTP elektornik, Setya Novanto.
JK—akronim beken Jusuf—menyindir Setnov sebagai akuntan yang tidak baik dan bukan anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
"Akuntan yang baik akan menumbuhkan negeri ini, tapi ada juga akuntan yang kurang baik, seperti orang yang paling dicari minggu ini, dan kelihatannya sakit, juga akuntan, tapi saya yakin dia bukan anggota Anda," kata Wapres dalam pidato kunci pembukaan Seminar dalam Rangka Peringatan 60 Tahun IAI di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/12/2017).
Sindiran itu ditujukan kepada Setya Novanto yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dari Universitas Widya Mandala Surabaya.
Baca Juga: Paket Isi Bom Meledak di Surabaya, Ini Hasil penyelidikannya
Dalam sidang perdana Setnov di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (13/12), terdakwa mengaku sakit diare dan menolak menjawab saat ditanya identitasnya.
"Tadi saya tanya Pak Mardiasmo, apakah dia anggota Anda, dia bilang bukan, jadi saya kira jika Anda akuntan yang baik pasti termasuk anggota IAI," kata JK yang disambut tepuk tangan para anggota IAI.
Dalam pidato kunci tersebut, Wapres menekankan profesi akuntan menjadi kunci dalam menjaga transparansi dan evaluasi keuangan sehingga para akuntan diharapkan tidak hanya mencari kesalahan, tetapi juga solusi untuk memperbaiki agar tidak terulang lagi.
"Jangan sampai demi mendapatkan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), menggunakan segala cara, tapi harus dengan jalan yang lurus, 'shirotol mustaqim' dari akuntan-akuntan," tuturnya.
Acara peringatan HUT Ke-60 IAI juga dihadiri Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara, dan Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI Mardiasmo.
Baca Juga: Pelajaran dari Idrus: Jangan Ramai-ramai Cuma Saat Dia Lagi Enak
Peringatan HUT ke-60 Tahun IAI juga dihadiri Presiden Federasi Akuntan Internasional (IFAC) Rachel Grimes dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.