Asal Usul Nama Geng 'Rawa Lele 212' yang Bacok Dua Polisi

Kamis, 14 Desember 2017 | 13:06 WIB
Asal Usul Nama Geng 'Rawa Lele 212' yang Bacok Dua Polisi
Tujuh anggota geng Rawa Lele 212 yang terlibat kasus pembacokan anggota polisi turut digelandang untuk dikumpulkan dengan ratusan tersangka di Polda Metro Jaya, Kamis (14/12/2017).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tujuh anggota geng Rawa Lele 212 yang terlibat kasus pembacokan anggota polisi, digelandang untuk dikumpulkan dengan ratusan tersangka di Polda Metro Jaya, Kamis (14/12/2017).

Para tersangka ini diringkus dalam operasi premanisme jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2018.

Seusai dipertontonkan kepada jurnalis, tujuh pemuda tanggung yang mengenakan baju tahanan warna oranye itu masih ketat dijaga empat anggota Polres Bekasi Kota bersenjata lengkap.

Pantuan Suara.com, ketujuh pemuda hanya menundukkan kepala selama menunggu mobil tahanan untuk menjemput mereka. Polisi memborgol tangan mereka secara berpasangan.

Satu anggota geng Rawa Lele 212 bernama Sahrul alias Kacung mengakui, tak menyangka korban yang dibacok menggunakan celurit adalah anggota polisi.

Pemuda berusia 20 tahun itu merupakan salah satu pelaku yang membacok Iptu P Anjang, ketika anggota geng berkumpul merayakan ulang tahun perkumpulan mereka di Jalan Celepuk 1, Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi, Minggu (3/11/2017) dini hari.

"Awalnya enggak tahu dia (Iptu P Anjang) polisi, dia pake jaket, pas tau itu polisi, bubar," terangnya.

Sahrul menuturkan, awalnya, geng Rawa Lele 212  berencana menyerang anggota geng lain di sekitar kawasan Pondok Gede. Namun, saat sedang menggelar pesta gengnya, puluhan pemuda ini dibubarkan polisi.

Sahrul juga mengakui, rekan-rekannya terpaksa menyerang Iptu P Anjang dan Bripka Slamet Aji agar bisa lolos dari kejaran polisi.

"Nyerang polisi awalnya cuman mau ngehindarin penangkapan," kata Sahrul.

Geng Tawuran

Sahrul mengungkapkan, rencana mereka menyerang geng lain di kawasan Pondok Gede Bekasi agar gerombolannya beken.

“Awalnya sasaran kami secara acak. Random nyasar orangnya. Mau tawuran, supaya terkenal namanya," terangnya.

Namun, Sahrul mengakui karena dibubarkan polisi, geng Rawa Lele belum sempat bentrok dengan geng lain.

"Belum ketemu lawannya, mau tawuran sama yang datang aja," tukasnya.

Dia membeberkan, geng Rawa Lele 212 sudah terbentuk sejak lama. Nama geng tersebut diambil dari kampung bernama Rawa Lele di Bekasi, Jawa Barat. Angka 212 dipilih karena lokasi perkumpulan mereka berada di RT 2, RW 12.

"Nama kampungnya Rawa Lele. Pakai nama RT 2, RW12," kata Sahrul.

Sahrul mengklaim menyesal karena telah membacok Iptu P Anjang. Bahkan, apabila diberikan kesempatan, dia ingin meminta maaf secara langsung kepada polisi tersebut.

"Ada rencana mau minta maaf. Mudah-mudahan aja dimaafin," katanya.

Setelah kejadian pembacokan itu, Sahrul sempat tak berani pulang ke rumah. Bahkan sia memilih kabur ke kawasan Bojong Gede, Bogor untuk menghindari intain petugas.

"Kabur luntang lantung ke Bojong Gede," ungkapnya.

Setelah kabur selama tiga hari, akhirnya Sahrul kembali ke rumah. Saat pulang, orang tua langsung memintanya menyerahkan diri ke kantor polisi pada Kamis (7/12/2017).

"Kasihan sama orang tua," tuturnya.

Polisi juga masih memburu satu pelaku berinisial K yang diduga ikut dalam pengeroyokan Iptu P. Anjang dan Bripka Slamet.

"Inisialnya K. Dia menghasut juga, sempat ikut memukul," kata Kepala Unit Kejahatan dan Kekerasan Polres Bekasi Kota AKP Tribuana Roseno.

Tribuana meminta agar K bisa secepatnya menyerahkan diri ke polisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI