Anies-Sandi Uji Coba OK Otrip Januari 2018, Apa Itu?

Kamis, 14 Desember 2017 | 11:12 WIB
Anies-Sandi Uji Coba OK Otrip Januari 2018, Apa Itu?
Gubernur Jakarta Anies Baswedan melakukan soft launching program Ok Otrip atau One Karcis One Trip di pendopo Balai Kota Jakarta, Kamis (14/12/2017) [suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan soft launching program Ok Otrip atau One Karcis One Trip. Sistem angkutan jalan terintegrasi ini mulai dari integrasi rute, layanan, manajemen, hingga pembayaran.

Dalam OK Otrip, pelanggan cukup membayar maksimal Rp5.000 untuk satu tujuan perjalanan, sekalipun dengan bergonta-ganti moda dari angkutan kota, bus sedang, dan Transjakarta. Tarif ini berlaku dalam durasi tiga jam.

"Alhamdulillah, salah satu rencana kerja kita mulai ditunaikan implementasinya. Kita bersyukur dua bulan (bekerja) progam Ok Otrip yang dirancang tim bersama seluruh jajaran bisa diluncurkan pagi ini," kata Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan di pendopo Balai Kota Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Untuk menggunakan program ini, sistem pembayaran dilakukan secara non-tunai dengan menggunakan kartu khusus Ok Otrip untuk sebuah perjalanan. Warga bisa menggunakan sejumlah moda transportasi massal angkutan jalan dalam durasi maksimal tiga jam perjalanan.

Baca Juga: PN Jaksel Percepat Pembacaan Putusan Praperadilan Novanto

Nantinya, manajemen transportasi angkutan jalan di Jakarta akan menjadi satu kesatuan dalam PT. Transportasi Jakarta, mulai dari angkutan umum, angkutan bus sedang, dan Transjakarta.

Anies mengatakan tujuan utama program ini ingin melayani warga dengan mudah dan murah.

"Sehingga program Ok Otrip bukan hanya dimanfaatkan warga, tapi penyelenggaraan angkutan umum bisa merasakan manfaatnya. Ini harus menguntungkan," kata Anies.

Uji Coba Tiga Bulan

Uji coba program OK Otrip akan dilaksanakan selama tiga bulan, terhitung mulai pertengahan Januari 2018 hingga April 2018. Sistem One Man One Ticket ini akan diimplementasikan di seluru halte Transjakarta mulai 22 Desember 2017.

Baca Juga: Sarang Narkoba, 150 Polisi Gerebek Kampung Warga Peninggaran

Uji coba dilakukan di empat wilayah kota administrasi Provinsi DKI Jakarta, yakni di kawasan Jelambar, Jakarta Barat; kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur; kawasan Warakas, Jakarta Utara; kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Keempat kawasan tersebut dipilih karena merupakan kawasan padat penduduk yang belum terjangkau oleh layanan angkutan umum.

Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Andri Yansyah menerangkan, selama uji coba pelanggan hanya dikenakan tarif 3.500 rupiah.

"Diskon 30 persen. Apabila pelanggan keluar rumah menggunakan angkutan kecil Rp0 rupiah, setelah naik Transjakarta baru kena 3.500 rupiah," kata Andri.

Andri menargetkan seluruh rute terintegrasi dengan program Ok Otrip pada tahun 2020.

"Pada tahun 2020 seluruh rute di 287 trayek akan terintegrasi dengan Transjakarta," kata Andri.

Ia menjelaskan, dengan program ini masyarakat nantinya diuntungkan saat berpergian. Andri mencontohkan masyarakat yang selama ini menggunakan angkot kecil dieknakan tarif Rp3.000, dilanjutkan menggunkan metro mini Rp3.500, bus Transjakart Rp3.500 dan metromini Rp3.500. Jika ditotal untuk satu kali perjalanan masyarakat harus mengeluarkan Rp13.500.

Dengan Ok Otrip, masyarakat yang menggunakan angkot kecil Rp3.000, bus metromini Rp3,000, bus Transjakarta Rp0 rupiah, dan metromini Rp0 rupiah. Jika ditotal masyarakat hanya mengeluarkan uang Rp5.000 untuk satu kali perjalanan dengan durasi tiga jam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI