Trump Kesandung Dugaan Pelecehan Seksual, Gedung Putih 'Santai'

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 13 Desember 2017 | 07:05 WIB
Trump Kesandung Dugaan Pelecehan Seksual, Gedung Putih 'Santai'
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris pers Sarah Huckabee Sanders membungkam pertanyaan tentang tuduhan dari 17 perempuan yang mengaku telah dilecehkan oleh Preside AS Donald Trump.

"Jika Kongres ingin meluangkan waktu untuk menyelidiki, mereka harus fokus pada apa yang orang Amerika inginkan seperti kontrol perbatasan," ujarnya.

Sanders mengatakan bahwa isu yang ingin dibicarakan oleh orang Amerika adalah ekonomi, pekerjaan, keamanan nasional, perawatan kesehatan.

"Orang-orang Amerika memilih presiden ini, mereka ingin dia memimpin negara kita dan mereka ingin dia berfokus pada hal-hal seperti memperbaiki perbatasan kita. Itulah yang didengar," dia menegaskan.

Baca Juga: Keputusan Trump Jadi Bakal Berakhirnya Israel?

Pernyataan ini keluar setelah beberapa jam sebelumnya, House Democratic Women menyerukan penyelidikan kongres atas dugaan pelecehan seksual terhadap Donald Trump. Itu terjadi pada 17 perempuan yang menuduh presiden melakukan perilaku yang tidak pantas.

Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, tuduhan pelecehan seksual harus dilakukan dengan serius. Mereka meminta korban harus didengar, pelaku harus dimintai pertanggungjawaban dan semua pihak harus dimintai pertanggungjawaban atas penyelesaian yang adil.
Sampai saat ini, lebih dari 17 perempuan secara terbuka telah mengajukan Donald Trump untuk melakukan pelecehan seksual.

Paksa berciuman, tak diinginkan menyentuh dan meraba-raba. Di pesawat terbang, di kantor perusahaan, di ruang ganti kontes.

"Presiden menciakkan bantahan dan sekretaris persnya mengatakan bahwa masalah tersebut telah diajukan tuntutannya," ujar mereka.

Kelompok tersebut beranggapan bahwa orang Amerika layak mendapatkan yang sebenarnya. Beberapa di antara penonton bertanya-tanya apa tujuan akhir kelompok tersebut, karena insiden yang dituduhkan ini terjadi sebelum dia berada di kantor.

Baca Juga: Komunis Palestina: Takdir Yerusalem di Tangan Rakyat, Bukan Trump

Anggota mengatakan bahwa dunia pantas mengetahui kebenaran dan mereka akan mendorong pemakzulan. Beberapa hari lalu, tiga dugaan korban Trump muncul di feed Facebook merinci pelecehan yang dialami mereka.

Rachel Crooks, mantan resepsionis Bayrock Group mengatakan, sekitar 12 tahun lalu sebagai resepsionis muda di Trump Tower, dia dipaksa dicium oleh Trump.

"Trump berulang kali mencium pipiku dan akhirnya bibirku dalam sebuah pertemuan yang sejak itu telah mempengaruhi hidupku. Sayangnya, mengingat ketenaran Trump, saya merasa tidak ada yang bisa saya lakukan," tuturnya. [Metro]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI