Media Satire AS: Palestina Akui Texas Negara Bagian Meksiko

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 11 Desember 2017 | 14:45 WIB
Media Satire AS: Palestina Akui Texas Negara Bagian Meksiko
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. [AFP/Nicholas Kamm]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deklarasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, menuai kecaman dari banyak warga dunia.

Pengakuan Trump itu juga, memantik aksi-aksi protes di Palestina maupun banyak negara lain. Tak jarang, aksi protes tersebut berakhir bentrokan berdarah.

Kepala-kepala negara dan pemerintahan di Asia, Eropa, dan Afrika, juga banyak melontarkan kecaman terhadap Trump.

Baca Juga: Ribuan Warga Jerman Ngamuk di Kedubes AS, Bakar Bendera Israel

“Pemerintah Jerman tidak mendukung keputusan ini, karena status Yerusalem harus diputuskan dalam bingkai pencarian solusi kedua negara,” tulis Juru Bicara Kanselir Jerman Angela Merkel di Twitter.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut aksi AS sebagai “keputusan AS yang patut disesalkan dan tidak mendapat dukungan Prancis, juga menyalahi hukum internasional dan resolusi DK PBB.”

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson berkata keputusan AS ini akan mengganggu usaha mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

Sementara Korea Utara menyebut deklarasi Trump tersebut menunjukkan AS adalah negara yang menghancurkan keamanan dan perdamaian dunia.

”Deklarasi itu menunjukkan siapa yang sebenarnya menghancurkan keamanan dan perdamaian dunia. AS adalah negara imperialis dan teroris nomor satu,” tegas Korut.

Baca Juga: Didemo, Kantor Kedutaan AS Ketat Dijaga Polisi dan TNI

Bahkan, Korut menyebut Trump sebagai ”dotard” karena gegabah mengakui Yerusalem sebagai milik Israel. ”Dotard” adalah istilah untuk orang tua yang pikun dan lemah.

“Bukan kali ini saja presiden ‘dotard’ yang secara mental adalah gila itu mengeluarkan seruan menghancurkan sebuah negara yang bedaulat di PBB. Mereka harus diminta bertanggung jawab atas rencana jahat ini,” tutur Korut.

Tak hanya itu, warganet dan media-media massa juga mengecam deklarasi Trump yang membuat konflik Israel-Palestina kembali memanas.

Bahkan, media satire yang berbasis di AS, The Beaverton, turut mengolok-olok deklarasi Trump tersebut.

Dalam laman daringnya, The Beaverton, menuliskan artikel fiksi satire berjudul "Palestina Mengakui Texas sebagai bagian Meksiko".

"Wilayah utara dan timur Rio Grande sangat penting bagi orang-orang Meksiko," tulis The Beaverton dalam artikel satire itu menggunakan narasumber fiktif yang mereka sebut sebagai juru bicara pemerintah Palestina.

"Sebelum pemukim Amerika muncul dan menerapkan perbudakan, Meksiko pemilik sah Texas. Kemudian, Presiden Polk mengirim pasukannya untuk menyerang wilayah-wilayah Meksiko lainnya, dan memaksa negara tersebut untuk menyerahkan California, New Mexico, sebagian besar Arizona, Nevada, dan Utah, dan sebagian Wyoming dan Colorado. Kita mungkin segera mengenali negara-negara ini sebagai bagian dari Meksiko juga," tulis mereka.

The Beaverton juga mengolok-olok deklarasi Trump dengan menyebut Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mendeklarasikan pengakuan atas Texas sebagai negara bagian Meksiko.

"Kami memahami bahwa Texas yang merupakan wilayah Meksiko, dianggap suci oleh pendatang AS. Namun, mereka harus tahu bahwa solusi dua negara atau tembok pemisah (AS-Meksiko yang dibangun Trump) tidak layak dilakukan."

"Lagi pula, mayoritas warga Texas berbicara memakai bahasa Spanyol. Konsulat Palestina di Mexico City juga segera dipindahkan ke Houston, yang juga kami akui sebagai teritori Meksiko pada zaman dahulu," demikian sindir laman satire tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI