Suara.com - Malaysia menegaskan, siap mengerahkan personel militernya, yakni Angkatan Tentera Malaysia (ATM), ke Palestina untuk mempertahankan kota Yerusalem.
Pernyataan tersebut dilontarkan Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein, sebagai respons atas deklarasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem ibu kota Israel.
“Semua harus bersiap menghadapi segala kemungkinan. Jadi, Malaysia juga menyiapkan ATM. Tentara kami selalu siap menunggu instruksi dari pemimpin,” kata Hussein seperti dilansir Middle East Monitor, Senin (11/12/2017).
Baca Juga: Mengapa Anies-Sandiaga Tak Mau Unggah Video Rapim, Ini Jawabannya
Lebih dari dua ratus warga Palestina terluka dalam protes terbaru di wilayah pendudukan Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan jalur Gaza pada Sabtu (9/12) akhir pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Bulan Sabit Merah Palestina memberikan angka terbaru mereka yang terluka, yakni sebanyak 231 warga. Sebelumnya, organisasi ini merilis angka 92 orang terluka.
Di Yerusalem Timur, 12 orang terluka karena polisi Israel, menurut pernyataan itu. Di kota-kota Tepi Barat seperti Ramallah, Bethlehem, Tulkarim, Nablus, dan Gaza, ada 219 orang terluka.
Setidaknya, 48 pedemo yang juga luka akibat peluru karet dan terkena dampak gas air mata ketika pasukan Israel melawan para pemrotes kota-kota Tepi Barat tersebut, menurut pernyataan pertama Bulan Sabit Merah Palestina.
Sementara di Gaza, 32 warga Palestina terluka dalam bentrokan antara para pemuda Palestina dengan pasukan Israel di garis perbatasan.
Baca Juga: Birokrasi Persulit Dunia Usaha, Jokowi Mau Bikin Lomba Ini
Berbagai kelompok Palestina meneriakkan demonstrasi besar-besaran di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada Sabtu, menyusul pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS.
Sejak Jumat (8/12), empat warga Palestina menjadi martir dan ratusan lainnya terluka dalam bentrok dan serangan udara di jalur Gaza dan Tepi Barat.
Menurut pernyataan dari tentara Israel, ada 20 titik bentrokan di sepanjang Tepi Barat dan Gaza.
Nyaris 600 orang melemparkan batu kepada pasukan Israel dan membakar ban di Tepi Barat, kata pernyataan itu, menambahkan sekitar 450 pemrotes turun ke jalan di Gaza.
Menurut polisi Israel, setidaknya enam warga Palestina diringkus sementara 2 anggota pasukan Israel terluka selama bentrokan di wilayah pendudukan Yerusalem Timur.
Sementara itu, komite Palestina di kamp pengungsian Tepi Barat pada Sabtu menolak menemui anggota PBB yang merupakan warga negara AS sebagai protes pada keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Kami telah menginformasikan kepada PBB jika warga negara AS di Tepi Barat dan Yerusalem tidak diterima di kamp pengungsi Palestina,” kata Mahmoud Mubarak, Kepala Kantor Eksekutif Tepi Barat, kepada Anadolu Agency.
“Hanya ini yang bisa kami lakukan untuk kota Yerusalem,” tambah dia.
Yerusalem tetap menjadi pusat konflik Israel-Palestine, dengan warga Palestina berharap Yerusalem Timur—yang menjadi wilayah pendudukan Israel sejak 1967—suatu saat bisa menjadi ibu kota Palestina.