Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut aksi AS sebagai “keputusan AS yang patut disesalkan dan tidak mendapat dukungan Prancis, juga menyalahi hukum internasional dan resolusi DK PBB.”
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson berkata keputusan AS ini akan mengganggu usaha mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Yerusalem tetap berada di pusat konflik Israel-Palestina, dengan Palestina berharap Yerusalem Timur – sekarang diduduki oleh Israel – menjadi ibu kota negara Palestina kelak.
Untuk diketahui, selain Israel sendiri, hanya sedikit negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Negara-negara yang mengakui Yerusalem ibu kota Israel adalah AS, Taiwan, Vanuatu, dan Republik Ceko.
Baca Juga: Jelang Sidang Perdana, KPK Yakin Buktikan Keterlibatan Setnov
Hal yang mustahil
Uri Savir, mantan jenderal manajer di kementerian luar negeri Israel, mengatakan pengakuan negara-negara lain atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel mengikuti AS sangat kecil kemungkinanannya.
“Saya rasa itu adalah hal yang mustahil,” kata Savir kepada Anadolu Agency.
Dia justru berkata, tindakan Trump malah melemahkan posisi Israel soal Yerusalem.
“Keputusan ini menggiring konsensus internasional untuk mencari pemecahan yang melibatkan kedua negara,” lanjut dia.
Baca Juga: MKD DPR Telah Menerima Surat Pengunduran Diri Setya Novanto
Menurut Savir lagi, keputusan AS ini juga tidak akan mendapatkan dukungan internasional.