Suara.com - Setelah diberhentikan sebagai Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo, Jenderal Gatot Nurmantyo enggan memberikan pesan kepala Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai penggantinya.
Gatot diberhentikan dengan hormat karena akan memasuki masa pensiun awal April 2018 mendatang. Gatot mengaku tidak mau memberikan pesan kepada Hadi lantaran sekarang dirinya sudah tak Panglima TNI lagi.
"Saya tidak memberi pesan apa-apa, mengapa, karena Pak Hadi sekarang adalah atasan saya. Karena sejak tadi disampaikan dalam keputusan Presiden, sejak ditandatangani surat ini maka secara resmi, de facto dan de jure adalah pak Hadi (pimpinan TNI tertinggi)," kata Gatot kepada wartawan usai upacara pelantikan Panglima TNI baru di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12/2017).
Oleh sebab itu, lanjut dia, tidak elok jika dirinya menasehati Hadi yang kini telah resmi menjabat Panglima TNI. Gatot setelah diberhentikan dengan hormat sebagai Panglima TNI, kini sebagai perwira tinggi (Pati) Mabes TNI dan tak punya jabatan apa-apa hingga berakhir kedinasannya pada akhir Maret 2018.
Baca Juga: Jelang Pelantikan Panglima TNI Baru, Menteri Srikandi Swafoto
"Maka tidak etis saya memberikan nasehat ke Pak Hadi, karena saya sekarang adalah perwira Pati Mabes TNI. Sudah begitu ya," ujar dia.
Gatot menambahkan, ia tetap menghabiskan sisa waktu kedinasannya sebagai Pati Mabes TNI yang tersisa sekitar tiga bulan lagi. Dia mengaku tak akan pensiun dini.
"Tidak akan pensiun dini," kata dia.
Program-program Mabes TNI dibuat untuk jangka lima tahun bersama para Kepala Staf Angkatan. Sehingga program itu, kata dia, sudah berjalan setiap tahunnya. Jadi tak ada pesan untuk melanjutkan program yang belum berjalan untuk dilanjutkan oleh Panglima baru.
"Sehingga tidak ada program-program khusus, hanya berdasarkan prioritas sesuai dengan kondisi situasi tahun tersebut. Dan selama ini saya dan Pak Hadi kan bersama-sama terus. Markasnya tinggal jalan kaki saja, jadi tidak ada masalah lagi," kata dia.
Baca Juga: Disetujui Jadi Panglima TNI, Hadi: Perasaan Saya Plong