Hanya 5 Negara Ini yang Akui Yerusalem Ibu Kota Israel

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 08 Desember 2017 | 10:59 WIB
Hanya 5 Negara Ini yang Akui Yerusalem Ibu Kota Israel
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tepi Barat dan Gaza Palestina kembali menjadi medan bentrokan antara warga sipil dengan militer Israel, sejak Rabu hingga Jumat (6-8/12/2017).

Bentrokan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Seperti dilansir The Guardian, Jumat, pegawai kedutaan besar AS di Tel Aviv maupun di negara-negara lain terpaksa bekerja dalam pengawasan ketat aparat keamanan. Sebab, kedutaan-kedutaan AS menjadi sasaran demonstrasi mengecam Donald Trump.

Baca Juga: Ada Motor Baru, Honda Targetkan Ekspor Naik 40 Persen di 2018

Israel sendiri menurunkan tentara tambahan di perbatasan dengan Palestina, setelah bentrokan hebat terjadi di Yerusalem maupun Tepi Barat.

Bentrokan paling berdarah terjadi di Ramallah, Bethlehem, dan Hebron, pada Kamis (7/12). Militer Israel menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah warga Palestina yang berdemonstrasi.

Sementara warga Palestina yang menyerukan intifada, melemparkan batu dan bom molotov ke arah militer Israel.

Demonstrasi juga terjadi di Yordania, persisnya di dekat kantor kedutaan AS di Amman. Para demonstran membakar foto Trump dan bendera AS.

Hal yang sama juga terjadi di Tunisia. Serikat-serikat buruh dan warga sipil bergabung menggelar aksi protes atas deklarasi Trump.

Baca Juga: Anies: Jakarta Seperti Gula, Membuat Semua Berkumpul di Sini

Dewan Keamanan PBB sendiri, Jumat hari ini dijadwalkan menggelar rapat untuk membahas deklarasi Trump mengenai status Yerusalem.

Untuk meredam aksi protes, Presiden Trump mengirim Wakil Presiden Mike Pence ke wilayah Timur Tengah. Namun, pemerintah Palestina menegaskan tidak bakal menerima Pence.

"Kami sudah mendapat informasi Pence mau menemui Presiden Mahmoud Abbas. Tapi, kami pastikan, pertemuan itu tak bakal pernah terjadi," tegas tokoh senior Fatah, Jibril Rajoub.

Setelah AS mendeklarasikan pengakuannya, Republik Ceko juga menyatakan mengakui hal yang sama. Namun, Republik Ceko juga memastikan mendukung Yerusalem bisa menjadi ibu kota Palestina setelah negeri itu berdiri sebagai negara merdeka kelak.

"Sebelum kesepakatan damai antara Israel dan Palestina ditandatangani, Republik Ceko mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang berada di perbatasan garis demarkasi tahun 1967," tulis Kementerian Luar Negeri Ceko, seperti dilansir Anadolu Agency.

Dalam pernyataan yang sebagiannya bertentangan dengan pernyataan Uni Eropa itu, juga disebutkan bahwa Ceko mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Palestina di waktu yang akan datang.

"Berdasarkan Kesimpulan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Ceko bersama dengan anggota negara Uni Eropa lainnya menganggap Yerusalem sebagai ibu kota masa depan kedua negara, baik Israel mau pun Palestina," jelas Kemenlu Ceko.

Sementara menurut data yang dipublikasikan media Telesur TV, hanya sedikit negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Negara-negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel hanyalah AS, Taiwan, Republik Ceko, Vanuatu, dan Israel sendiri.

Selain Republik Ceko, negara-negara yang tegabung dalam Uni Eropa lainnya tak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Sikap Uni Eropa tidak akan berubah. Aspirasi kedua belah pihak harus dipenuhi dan sebuah solusi harus ditemukan melalui perundingan demi perundingan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota masa depan kedua negara," tegas kepala kebijakan luar negeri UE, Federica Mogherini.

Mogherini mengatakan, bahwa UE dan negara-negara anggotanya akan terus menghormati konsensus internasional mengenai Yerusalem, di antaranya, UNSCR 478, termasuk di wilayah representasi diplomatik hingga status resmi Yerusalem diputuskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI