Untuk meredam aksi protes, Presiden Trump mengirim Wakil Presiden Mike Pence ke wilayah Timur Tengah. Namun, pemerintah Palestina menegaskan tidak bakal menerima Pence.
"Kami sudah mendapat informasi Pence mau menemui Presiden Mahmoud Abbas. Tapi, kami pastikan, pertemuan itu tak bakal pernah terjadi," tegas tokoh senior Fatah, Jibril Rajoub.
Setelah AS mendeklarasikan pengakuannya, Republik Ceko juga menyatakan mengakui hal yang sama. Namun, Republik Ceko juga memastikan mendukung Yerusalem bisa menjadi ibu kota Palestina setelah negeri itu berdiri sebagai negara merdeka kelak.
"Sebelum kesepakatan damai antara Israel dan Palestina ditandatangani, Republik Ceko mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang berada di perbatasan garis demarkasi tahun 1967," tulis Kementerian Luar Negeri Ceko, seperti dilansir Anadolu Agency.
Baca Juga: Ada Motor Baru, Honda Targetkan Ekspor Naik 40 Persen di 2018
Dalam pernyataan yang sebagiannya bertentangan dengan pernyataan Uni Eropa itu, juga disebutkan bahwa Ceko mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Palestina di waktu yang akan datang.
"Berdasarkan Kesimpulan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Ceko bersama dengan anggota negara Uni Eropa lainnya menganggap Yerusalem sebagai ibu kota masa depan kedua negara, baik Israel mau pun Palestina," jelas Kemenlu Ceko.
Sementara menurut data yang dipublikasikan media Telesur TV, hanya sedikit negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Negara-negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel hanyalah AS, Taiwan, Republik Ceko, Vanuatu, dan Israel sendiri.
Selain Republik Ceko, negara-negara yang tegabung dalam Uni Eropa lainnya tak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Baca Juga: Anies: Jakarta Seperti Gula, Membuat Semua Berkumpul di Sini
"Sikap Uni Eropa tidak akan berubah. Aspirasi kedua belah pihak harus dipenuhi dan sebuah solusi harus ditemukan melalui perundingan demi perundingan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota masa depan kedua negara," tegas kepala kebijakan luar negeri UE, Federica Mogherini.