Jerman Tolak Deklarasi Trump soal Yerusalem Ibu Kota Israel

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 07 Desember 2017 | 14:34 WIB
Jerman Tolak Deklarasi Trump soal Yerusalem Ibu Kota Israel
Pertemuan Donald Trump dan Angela Merkel. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanselir Jerman Angela Merkel menyesalkan keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Pemerintah Jerman tidak mendukung langkah itu, karena status Yerusalem belum terselesaikan dalam kerangka solusi dua negara," kata juru bicara Merkel, Steffen Seibert, di Twitter yang dilansir Anadolu Agency, Kamis (7/12/2017).

Presiden AS Donald Trump mengumumkan AS secara resmi telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Rabu (6/12) waktu setempat.

Baca Juga: Cargill Sumbang Rp1,3 M Dukung Kesehatan Anak di Indonesia

Dia juga telah memberikan arahan kepada Departemen Luar Negeri AS untuk memulai persiapan pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem, kota yang diklaim oleh warga Israel dan Palestina.

Langkah kontroversial Trump hampir pasti menggagalkan perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel.

Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara masa depan mereka. Daerah tersebut telah diduduki oleh Israel sejak 1967.

Partai Republik telah sejak lama menyatakan AS harus memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Namun, semua presiden sebelum Trup, tidak ada yang mengambil langkah resmi untuk mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.

Baca Juga: Ketua Dewan Pertimbangan MUI Tolak Yerusalem Ibu Kota Israel

Menurut Undang-undang Kedutaan Besar Yerusalem yang diadopsi Kongres AS pada tahun 1995, pemerintah AS perlu memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Namun, pada masa kepresidenan Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama, undang-undang tersebut ditunda setiap enam bulan sekali selama 21 tahun karena alasan “keamanan nasional”.

"Ada yang bilang mereka tidak memiliki keberanian, tapi mereka membuat penilaian terbaik berdasarkan fakta saat mereka memahaminya pada waktu itu," kata Trump merujuk pada para mantan presiden yang menandatangani penundaan.

"Setelah lebih dari dua dekade penundaan, kita tidak mendekati kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Akan menjadi kebodohan jika menganggap bahwa mengulangi cara yang sama sekarang akan menghasilkan hasil yang berbeda atau lebih baik," tambah Trump.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI