Kutuk Trump, Kristen Palestina Padamkan Lampu Natal di Bethlehem

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 07 Desember 2017 | 10:16 WIB
Kutuk Trump, Kristen Palestina Padamkan Lampu Natal di Bethlehem
Persiapan perayaan Hari Natal 2017 di Palestina. [Anadolu Agency]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengakuan Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel menuai kemarahan seluruh rakyat Palestina dan juga dunia.

Bahkan, seperti dilansir media Israel, Haaretz, Rabu (6/12/2017) malam waktu setempat, warga Palestina menggelar aksi protes.

Umat Kristen Palestina menggelar aksi protes melalui cara mematikan seluruh lampu pohon Natal yang berada di Bethlehem, Tepi Barat.

Lampu pada pohon Natal berukuran raksasa di lingkungan Gereja Nativity atau tempat Kelahiran Yesus Kristus dimatikan.

Baca Juga: Dana Bantuan Parpol Dikritik, Sandiaga: Terserah Kemendagri

Begitu pula pohon Natal di kompleks pemakaman mendiang pemimpin Palestina, Yasser Arafat, juga dipadamkan.

Pemadaman lampu-lampu pohon Natal itu nyaris membuat kota tua Bethlehem gelap gulita.

Pemerintah setempat menegaskan, pemadaman lampu-lampu pohon Natal itu merupakan bagian aksi memprotes pidato Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Lampu-lampu pohon Natal sengaja dimatikan sebagai bentuk protes rakyat terhadap keputusan Trump. Ini bentuk kemarahan kami," kata Fady Ghattas, juru bicara pemerintahan khusus Bethlehem.

Baca Juga: Puji Trump, PM Israel: Yerusalem Ibu Kota Kami Selama 3.000 Tahun

Ia mengatakan, belum ada keputusan apakah lampu-lampu Natal itu bakal kembali dinyalakan sebelum festival perayaan Natal 2017.

Sementara Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kepada wartawan di Ramallah bahwa pemerintahnya menolak segala keputusan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Palestina tanpa Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya adalah hal yang mustahil," tegas Rudeineh.

Ia juga menegaskan, bahwa administrasi Palestina menolak pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Yerusalem masih menjadi poros konflik berkepanjangan Israel-Palestina. Sebabm rakyat Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka di waktu yang akan datang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI