Trump: Pengakuan Yerusalem Ibu Kota Israel Sebenarnya Terlambat

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 07 Desember 2017 | 08:04 WIB
Trump: Pengakuan Yerusalem Ibu Kota Israel Sebenarnya Terlambat
Sebuah mural di Betlehem, Tepi Barat, Palestina yang menggambarkan Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sedang bercipokan. Foto diambil pada Minggu (29/10). [AFP/Musa al Shaer]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, pada masa kepresidenan Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama, undang-undang tersebut ditunda setiap enam bulan sekali selama 21 tahun karena alasan “keamanan nasional”.

"Ada yang bilang mereka tidak memiliki keberanian, tapi mereka membuat penilaian terbaik berdasarkan fakta saat mereka memahaminya pada waktu itu," kata Trump merujuk pada para mantan presiden yang menandatangani penundaan.

"Setelah lebih dari dua dekade penundaan, kita tidak mendekati kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Akan menjadi kebodohan jika menganggap bahwa mengulangi cara yang sama sekarang akan menghasilkan hasil yang berbeda atau lebih baik," tambah Trump.

Para pemimpin Palestina menyerukan  "tiga hari kemarahan" untuk memprotes keputusan Trump.

Yerusalem adalah kota suci bagi umat Yahudi, Kristen dan Muslim, perubahan status kota yang diperebutkan tersebut mendapat tentangan keras.

Keputusan Israel untuk membatasi akses umat Muslim ke areal masjid al-Aqsa pada tahun 2015 memicu kekerasan jalanan antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel. Selain itu, keputusan Israel untuk memasang detektor logam di pintu masuk masjid awal tahun ini juga harus ditarik kembali setelah mendapat protes dari warga Palestina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI