Suara.com - Warga Kampung Rawa di Jakarta Pusat mengatakan sulit mencari pekerjaan. Hal ini disebabkan tempat tinggal mereka dianggap kurang kondusif.
Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat dikenal sebagai lokasi yang sering terjadi tawuran antarpemuda. Selain itu juga ada pengguna narkoba sehingga berdampak pada kehidupan warganya.
Kepala Polisi Sektor Johar Baru, Maruhum Nababan, menyampaikan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tawuran di Kampung Rawa kerap terulang. Mulai dari faktor kepadatan penduduk, hingga rendahnya pendidikan warganya.
"Sebenarnya terjadinya tawuran di Johar Baru itu ya, satu karena padatnya penduduk, tingkat daripada pendidikan itu memang minim sekali, untuk pekerjaan juga mereka susah," katanya di Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2017).
Baca Juga: Citra Tawuran, Warga Kampung Rawa Sulit Melamar Kerja
Maruhum menambahkan peran tokoh keamanan serta ahli agama juga sangat penting dalam meminimalisir tindakan kriminal.
"Sudah itu tingkat daripada keamanan itu sendiri ya, baik daripada Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah), tokoh-tokoh masyarakat, ahli agama, itu pasti (seharusnya) berperan aktif," katanya.
Menurutnya, tawuran yang terjadi di Kampung Rawa tidak mengenal waktu, bisa malam, atau pagi-pagi buta. Karena minimnya tingkat pendidikan dan waktu luang yang banyak karena tidak bekerja membuat para pemudanya mudah terprovokasi.
"Selama ini mereka itu terpengaruh dengan orang-orang yang dapat mempengaruhi situasi (provokator) gitu, sehingga masyarakat bisa terpecah belah," katanya. Provokasi itu juga membuat masyarakat terpecah belah.
Faktor kedua, kurangnya tingkat keamanan di Johar Baru. Pasalnya, selain tawuran, terdapat juga pengguna barang haram.
Baca Juga: Di Depan Anies, Warga Kampung Rawa Minta Dibantu Cari Pekerjaan
"Yang kedua memang perlunya keamanan. Tugasnya kepolisian kan namanya manusia juga. Tawuran itu katanya akibat banyaknya masuknya barang (narkoba), sebenarnya tidak. Karena masyarakat Johar Baru itu kan hanya sebagai pemakai saja, konsumen mereka itu," katanya.
Kekompakan antara pihak keamanan, Ketua Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan masyarakat seharusnya terjalin dengan baik sehingga tidak mudah terprovokasi.
"Coba untuk menangani, kamtibnas kalau itu kompak kan mereka enak, ini tidak. Ternyata masing-masing sesama RT juga selalu tidak ada kekompakan. Antara RW dan masyarakat
juga tidak ada kekompakan, jadi di situlah saling menimbulkan," katanya.
Ia mendesak masyarakat Kampung Rawa untuk bisa menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Jika kerja sama dapat terjalin, baik dengan Muspida, tokoh masyarakat, RT, RW, pihak keamanan, serta kepolisian dalam memberantas tawuran dan narkoba maka bukan hal yang tak mungkin masalah ini dapat diselesaikan.
"Sehingga siapa yang mengatasi, siapa yang mengawasi mereka, nggak mungkin pihak polisi kan, masyarakat sendiri, orang tua sendiri, itu lebih jelas. Jadi jangan dilibatkan Muspida maupun polisi aparat setempat. Jadi harus bersama-sama untuk memberantas daripada narkoba maupun tawuran yang ada di Johar Baru," katanya. (Handita Fajaresta)